KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA) berhasil catatkan kinerja yang mentereng sepanjang Januari - Oktober tahun ini. Hal ini dapat terlihat dari kinerja emiten perbankan ini yang berhasil melampaui ekspektasi pasar. Tercatat, pada periode tersebut, BBCA berhasil mengantongi Net Interest Income (NII) sebesar Rp 43,92 triliun atau pada run-rate 86,6%. Analis Sucor Sekuritas Edward Lowis mengamini bahwa kinerja BBCA sejauh ini memang sudah cukup bagus dan cenderung di atas ekspektasi konsensus. Menurutnya, terdapat dua hal utama yang mendongkrak kinerja BBCA pada tahun ini.
“BBCA berhasil mencatatkan penurunan di cost of fund yang menjaga net interest income untuk tetap stabil di tengah penurunan asset yield. Selain itu, Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang turun juga turut menjadi faktor yang mendongkrak kinerja BBCA,” kata Edward kepada Kontan.co.id, Kamis (9/12). Tak hanya itu, Edward juga menyoroti penyaluran kredit BBCA yang sudah mulai tumbuh positif sejak bulan Juli kemarin. Bahkan, per akhir Oktober kemarin, angkanya sudah mencapai +5,4%. Ia mengekspektasikan penyaluran kredit akan terus tumbuh baik di kuartal IV-2021 dan sepanjang tahun depan.
Baca Juga: BCA optimistis KPR 2022 bisa lebih tinggi dibandingkan tahun ini Menurutnya, hal tersebut akan didukung oleh perbaikan dari sisi makro yang membuat kualitas aset kredit semakin sehat, kenaikan inflasi, serta posisi likuiditas yang cukup tinggi. Untuk tahun depan, dia cukup yakin pertumbuhan kredit bisa mencapai high single digit atau bahkan mendekati double digit. “Perbaikan makro dan pasar saham secara keseluruhan pada tahun depan akan jadi sentimen yang mendongkrak kinerja saham. Lalu, kenaikan kinerja atau laba di 2022 yang didukung oleh kenaikan pertumbuhan kredit, penurunan CKPN, dan NIM yang cenderung stabil juga akan memberikan sentimen positif ke BBCA,” imbuh Edward.
Selain itu, kenerja saham BBCA juga dinilai akan mendapat katalis positif dari perkembangan bank digital BBCA, yakni Blu. Walaupun dari sisi kontribusi masih sangat kecil, dengan perkembangan yang cukup pesat di segmen digital diharapkan bisa memberi dampak positif ke BBCA ke depannya. Terlebih lagi, kinerja Blu dalam beberapa bulan terakhir juga membukukan kinerja yang cukup baik. Terutama dari dari sisi dana pihak ketiga (DPK) yang terus mengalami pertumbuhan. Di sisi lain, Blu juga diterima cukup baik oleh pasar dengan jumlah downloads yang sudah hampir mencapai 1 juta Edward memasang target harga saham BBCA sebesar Rp 7.200 per saham dengan rekomendasi
hold. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi