Perolehan kontrak baru emiten konstruksi BUMN masih mini, simak rekomendasi analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perolehan kontrak baru emiten konstruksi pelat merah terhitung masih mini. Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennis Christopher melihat ini sebagai dampak Pemilu sehingga tender proyek banyak tertunda. 

Menurut dia, pencapaian kontrak baru, akan terlihat pada kuartal tiga dan empat tahun ini. "Sehingga tidak bisa dipastikan untuk saat ini," imbuh Dennis, Selasa (17/9). 

Baca Juga: Realisasi kontrak mini, analis menilai saham emiten konstruksi BUMN masih menarik


Terkait dengan kinerjanya, kondisi capaian kontrak baru, Dennis menegaskan itu tidak akan langsung membuat perusahaan loyo. Sementara itu, kontraktor swasta dinilai memiliki ukuran yang lebih kecil sehingga lebih mudah untuk mencapai target.

"Tetapi jika diteliti lagi, sebenarnya dalam operasional juga agak kesulitan karena cashflow kurang baik," jelas Dennis. 

Untuk itu, dia merekomendasikan saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) anggota indeks Kompas100 dengan target harga dalam satu tahun ke depan Rp 2.590. Adapun saat ini harga WIKA di level Rp 2.020.

Alasannya, dari sisi pertumbuhan perusahaan ini masih cukup baik didukung oleh divestasi Tol Surabaya-Mojokerto sebesar 20,34%  ke PT Astra Tol Nusantara pada Mei lalu. Dari aksi tersebut WIKA mengantongi dana segar Rp 715 miliar.

Baca Juga: Sisa tiga bulan, realisasi kontrak baru emiten pelat merah masih jauh dari target

Per semester I-2019, laba WIKA berhasil melesat 72,23% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (yoy) menjadi Rp 890,88 miliar. Meskipun pendapatan mereka justru turun 12,43% yoy menjadi Rp 11,36 triliun.

"Dan banyak proyek di pipeline, yang diharapkan akan menghasilkan kontribusi yang signifikan di semester dua," imbuh dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli