KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten konstruksi pelat merah merevisi target kinerja perusahaan. Perolehan kontrak baru juga terlihat jauh dari target. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yang baru memperoleh nilai kontrak Rp 15,12 triliun, dari target Rp 35 triliun-40 triliun. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) juga baru memperoleh nilai kontrak Rp 25,7 triliun di kuartal tiga. Perolehan WIKA tersebut masih 41,63% dari target Rp 61,74 triliun. Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) revisi lagi target nilai kontrak baru menjadi Rp 35 triliun
Analis Samuel Sekuritas Selvie Ocktaviani mengatakan, kinerja perusahaan konstruksi tersebut dipengaruhi oleh tahun politik serta pergantian kabinet. “Jadi banyak proyek yang tendernya mundur, akibatnya perolehan kontrak baru emiten jadi melambat,” ujar Selvie. Meski begitu, Selvie melihat WIKA dan ADHI masih cukup baik. Alasannya, sepanjang Juli-September 2019, WIKA mampu membukukan pendapatan sebesar Rp 6,9 triliun, turun 14% bila dibandingkan Juli-September 2018 year on year (yoy) namun tumbuh 43% bila dibandingkan dengan kuartal dua (qtq). Pada periode yang sama, laba WIKA juga masih tumbuh 34% yoy dan tumbuh 21% qtq. “Laba bersih di kuartal tiga sebenarnya turun 24% bila dibandingkan kuartal dua, namun itu lebih disebabkan adanya keuntungan dari divestasi Tol Surabaya Mojokerto sekitar Rp 224 miliar. Jika angka dikeluarkan maka laba bersih kuartal tiga masih tumbuh 21%,” jelas Selvie. Baca Juga: Akan Merilis KIK-EBA Syariah dan Dinfra, Jasa Marga (JSMR) Cari Duit Rp 3 Triliun Sementara itu, sepanjang Januari-September 2019, ADHI juga masih dapat tumbuh di tengah penurunnya pendapatan usaha. Terutama karena didukung oleh bagian laba ventura bersama yang naik 196% yoy menjadi Rp 211 miliar.