Perpres EBT Dinilai Bisa Mendorong Emiten Kembangkan Bisnis Energi Terbarukan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jalan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di dalam negeri semakin jelas. Pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 12/2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan (EBT) untuk Penyediaan Tenaga Listrik. 

Dalam aturan ini tergambar aturan tarif listrik EBT, yakni mengenai tarif listrik EBT yang akan dijual ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), mulai dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) hingga pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Terbitnya perpres ini memberi angin segar bagi sejumlah emiten yang memiliki proyek pengembangan EBT dalam portofolionya. Hanya saja, Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan mengatakan, pelaku pasar perlu menanti terkait tarif EBT jika dibandingkan dengan tarif listrik dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang dijual ke Perusahaan Listrik Negara (PLN).


“Tetapi dari Perpres tersebut, kita bisa menilai jika pemerintah sedang berupaya untuk menggalakkan EBT di Indonesia,” terang Felix saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (22/9).

Baca Juga: Astra International (ASII) Rajin Investasi di Sejumlah Perusahaan pada Tahun Ini

Salah satu emiten yang sedang gencar mendiversifikasi usaha ke segmen EBT adalah PT United Tractors Tbk (UNTR). Anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini diketahui baru saja mengakuisisi 31,5% saham PT Arkora Hydro Tbk (ARKO).

ARKO sendiri merupakan emiten yang mengoperasikan pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) Cikopo 2 di Jawa Barat berkapasitas 7,4 megawatt (MW) dan PLTM Tomasa di Sulawesi Selatan berkapasitas 10 MW. Selain itu, Arkora memiliki dua proyek PLTM yang masih dalam tahap konstruksi, yang diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2023 dan 2024.

Felix menilai, langkah akuisisi saham ARKO oleh UNTR menjadi hal yang sangat diapresiasi oleh pasar. Hal ini mengindikasikan jika UNTR akan menambah lini bisnis baru dari EBT. Di satu sisi, harga saham ARKO yang terus naik pasca initial public offering (IPO) atau diakuisisi UNTR juga menjadi  pertanda positif bahwa investor juga mengapresiasi bisnis EBT yang dijalankan oleh ARKO.

“Menurut saya ini win-win buat mereka. Karena ARKO akan masuk ke ekosistem Astra yang kita tahu sudah mature dan besar, serta akan mudah untuk mendapatkan akses pembiayaan yang lebih mudah,” sambung dia.

Sedangkan bagi UNTR yang ingin merambah segmen EBT, sudah memiliki ARKO yang berpengalaman dan spesialisasi bisnisnya di EBT.

Analis RHB Sekuritas Fauzan Luthfi Djamal menyebut, Keputusan Presiden No. 112 tahun 2022 yang baru-baru ini diterbitkan akan memberikan kejelasan bisnis yang dijalankan PT Kencana Energy Lestari Tbk (KEEN) ke depan.

Baca Juga: Soal Kehadiran Investor Baru, Begini Tanggapan Bintraco Dharma (CARS)

Misalnya tarif listrik yang lebih jelas untuk pembangkit listrik tenaga air berdasarkan tingkat kapasitas. Fauzan meyakini, adanya aturan ini menjadi latar belakang kenaikan 25% saham KEEN sejak awal September.

Sementara itu, analis Bahana Sekuritas Timothy Wijaya menilai, implementasi transformasi energi fosil ke energi terbarukan masih membutuh waktu yang lama. Meskipun memang, perpres ini akan berdampak positif terhadap emiten sektor EBT.

Penggunaan batubara sebagai sumber energi listrik juga masih dominan. Timothy bilang, sekitar 60% listrik masih berasal dari batubara. Pabrik pengolahan (smelter) komoditas seperti nikel juga mayoritas masih cenderung menggunakan listrik PLTU karena biayanya yang lebih murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi