KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan dengan total 200 basis poin (bps) pada tahun 2022. Dengan demikian, suku bunga acuan pada akhir tahun ini bergerak di level 5,50%, lebih tinggi dibandingkan 3,50% pada akhir tahun 2021. Di tanya soal potensi kenaikan suku bunga pada tahun 2023, Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan, akan menyusun kebijakan suku bunga acuan dengan terukur dan melihat situasi.
Baca Juga: BI Beberkan Kondisi Industri Perbankan Jelang Akhir 2022 “BI tidak akan menaikkan suku bunga acuan secara berlebihan. Ini juga berkaitan dengan proyeksi inflasi untuk ke depannya,” tutur Perry, Kamis (22/12) dalam pertemuan secara daring. Perry menegaskan, kenaikan suku bunga selama beberapa waktu terakhir adalah merespon kenaikan inflasi. Ini untuk menjaga ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan tak bergerak terlalu liar. Nah harapannya, transmisi kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh BI sudah bisa dirasakan ke ekspektasi inflasi dan tingkat inflasi umum mulai pada tahun 2023. Perry memperkirakan, inflasi inti pada semester I-2023 tak akan melebihi 4% (YoY). Kemudian kembali berangsur turun pada semester II-2023, sehingga inflasi inti menuju 3,5% (YoY) pada akhir tahun depan. Sedangkan inflasi umum diperkirakan turun di bawah 4% (YoY) pada paruh kedua tahun depan. Dengan kata lain, baik inflasi umum dan inflasi inti akan kembali ke kisaran sasaran BI yang sebesar 2% (YoY) hingga 4% (YoY). Sebenarnya, Perry sudah melihat pergerakan inflasi yang melandai pada akhir tahun 2022 ini. Buktinya, pada November 2022, inflasi tercatat 5,4% (YoY). Ini lebih rendah dari perkiraan BI yang lebih dari 6% (YoY). Baca Juga: BI Menaikkan Suku Bunga Acuan 25 bps Menjadi 5,5%