KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis sektor kesehatan khususnya laboratorium dan distributor alat kesehatan kian memanas seiring adanya pemain baru yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). PT UBC Medical Indonesia Tbk (LABS) telah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu (10/7). LABS menawarkan 700 juta saham. Ini setara dengan 17,72% dari modal ditempatkan dan disetor pasca penawaran umum perdana. UBC Medical Indonesia menetapkan harga penawaran awal atau book building di kisaran Rp 102 per saham. Alhasil, LABS bisa mengantongi dana segar sebanyak-banyaknya Rp 71,40 miliar.
Baca Juga: Melantai di BEI, UBC Medical Indonesia (LABS) Siapkan Strategi Saat Rupiah Melemah Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo melihat hadirnya LABS ini membuat persaingan bisnis emiten laboratorium semakin ketat. Selain itu juga semakin banyaknya perusahaan laboratorium baik yang go public atau tidak. "Jika dilihat persaingan bisnis ke depannya akan semakin ketat mengingat semakin banyaknya perusahaan yang bergerak pada bidang ini," jelas Azis pada Kontan, Selasa (16/7). Azis melihat secara kinerja keuangan emiten PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA) menjadi salah satu yang paling menarik untuk diperhatikan. Hal itu didorong kinerja yang masih tumbuh serta dividen yield yang terbilang tinggi. Baca Juga: Pasca IPO, UBC Medical (LABS) Targetkan Pendapatan Rp 300 Miliar "Tetapi pergerakan saham yang berfluktuatif bisa menjadi pertimbangan risiko," ujarnya. Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta juga melihat persaingan bisnis emiten laboratorium dan distributor alat kesehatan sangat kompetitif. Terlebih adanya LABS yang baru saja melantai di BEI membuat investor akan mencermati emiten tersebut. Meski begitu, Nafan mengatakan investor masih akan menantikan realisasi dana IPO dari LABS. Menurutnya itu karena seluruh dana yang dikumpulkan akan digunakan sebagai modal kerja, seperti biaya operasional, biaya sewa, biaya penjualan hingga terdapat pelunasan hutang pada pemasok.