KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Matahari Department Store Tbk (
LPPF) dinilai perlu melakukan serangkaian upaya agar dapat bersaing dengan kompetitor bisnis lainnya sekaligus meningkatkan kinerja keuangan emiten tersebut. Analis Maybank Kim Eng Sekuritas Janni Asman menyampaikan, salah satu usaha yang dapat dilakukan LPPF, anggota indeks
Kompas100 ini, adalah menambah varian produk baru. Sebagai informasi, belum lama ini
LPPF ditunjuk sebagai distributor eksklusif merek pakaian dan sepatu olahraga asal China, yakni 361°. Bahkan, sejak Desember lalu LPPF telah membuka tiga outlet 361°.
Tak hanya itu, perusahaan mendapat hak eksklusif untuk menjual produk fashion asal Italia, OVS, di Indonesia. “
LPPF berencana membuka 30
outlet OVS di dalam
department store pada semester pertama dan 10
outlet pada semester kedua nanti,” tulis Janni dalam riset, 5 Maret. Analis Ciptadana Sekuritas Asia Robert Sebastian melihat, penunjukkan
LPPF sebagai distributor produk merek OVS bisa berdampak positif bagi kinerja keuangan perusahaan. Pasalnya, OVS dikenal memiliki pangsa pasar yang cukup besar di Italia dan harga produk-produknya masih terjangkau oleh masyarakat menengah di Indonesia. Penambahan varian produk baru memang perlu dilakukan oleh LPPF. Sebab, emiten ini mendapat tantangan bisnis dari kehadiran toko-toko khusus atau specialty store. Toko khusus ini disebut Robert memiliki keunggulan berupa produk-produk yang lebih beragam sekaligus spesifik. Apalagi, lokasi toko khusus ini biasanya masih di satu mal yang sama dengan gerai milik
LPPF. “Keberadaan
special store bisa merebut konsumen
LPPF bila perusahaan tidak membenahi kualitas produknya,” ungkapnya, Selasa (19/3). Selain penambahan produk baru,
LPPF juga tetap berekspansi dengan rencana membuka sekitar empat toko hingga enam toko baru dan menutup dua toko hingga tiga toko lama di tahun ini. Perusahaan mengalokasikan dana belanja modal atau
capital expenditure (capex) di kisaran Rp 400 miliar—Rp 500 miliar di tahun ini. Emiten ini juga telah menyiapkan
capex tambahan sebesar Rp 200 miliar. Menurut perhitungan Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya,
capex LPPF di tahun ini diperkirakan dua kali lipat lebih besar dari
capex di tahun 2017 silam. Emiten grup Lippo ini pun mesti waspada. “Peningkatan capex di tengah potensi pertumbuhan pendapatan yang lebih terbatas dapat membebani margin
LPPF untuk beberapa waktu,” ulasnya dalam riset per 5 Maret. Christine memproyeksikan pendapatan
LPPF hanya tumbuh 0,87% di tahun ini menjadi Rp 10,33 triliun. Di sisi lain, laba bersih perusahaan ditaksir dapat melesat hingga 66,05% menjadi Rp 1,81 triliun di akhir tahun nanti.
Ia memilih untuk merekomendasikan jual saham
LPPF dengan target Rp 4.900 per saham. Begitu pula dengan Janni yang menyarankan jual saham
LPPF dengan target Rp 4.400 per saham. Sebaliknya, Robert masih merekomendasikan beli saham
LPPF dengan target Rp 5.250 per saham. Rencana
buyback yang dilakukan oleh
LPPF diyakini akan memperbaiki kinerja saham emiten tersebut. Alhasil, daya tarik saham
LPPF kembali meningkat di kalangan investor. Apalagi,
LPPF dikenal sebagai emiten pemberi dividen
yield yang menarik. Walaupun rasio pembayaran dividen
LPPF kini turun dari 70% menjadi 50% terhadap laba bersih akibat faktor penurunan kinerja di tahun lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi