Persaingan di Industri Rokok Elektrik Makin Ketat, Delta Sukses Terus Inovasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Delta Sukses Teknologi bakal terus membangun industri rokok elektrik yang transparan, inovatif, dan bertanggungjawab di Indonesia. Perusahaan ini menyoroti pertumbuhan signifikan industri rokok elektrik di Indonesia.

Tercatat, jumlah pengguna rokok elektrik meningkat, dari 480.000 orang pada 2011 menjadi 6,6 juta orang di 2021. 

Selain itu, menurut Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), sektor ini telah menciptakan lebih dari 150.000 hingga 200.000 lapangan kerja langsung pada 2023, mencakup sektor manufaktur, distribusi, dan ritel.


Harold Hutabarat, Commercial Director PT Delta Sukses Teknologi, menekankan pentingnya regulasi dan edukasi dalam industri ini.

Ia ingin industri ini berkembang dengan standar yang lebih tinggi, baik dari segi kualitas produk maupun kepatuhan terhadap regulasi. 

Namun, dia percaya, regulasi yang jelas dan edukasi kepada konsumen adalah kunci untuk menciptakan ekosistem yang lebih baik.

Harold menyatakan, bisnis e-cigarette atau rokok elektrik akan menghadapi sejumlah tantangan yang cukup signifikan di tahun 2025.

Yang utama, tentunya adalah tantangan regulasi yang semakin ketat, dengan banyaknya negara termasuk Indonesia yang terus mengembangkan kebijakan terkait penggunaan rokok elektrik, baik dari sisi kesehatan, pajak, maupun peraturan pemasaran.

Baca Juga: Pemain Baru Terus Ramaikan Industri Rokok Elektrik Indonesia

Ia memprediksikan, edukasi dan kesadaran konsumen terhadap produk akan semakin penting, mengingat ada potensi kesalahpahaman yang perlu diatasi.

"Tentu saja, untuk kedua hal ini, kami selalu patuh dan memberi dukungan demi menciptakan industri yang lebih transparan dan bertanggungjawab," katanya menjawab pertanyaan KONTAN, Senin (17/3).

"Selain itu, kami melihat persaingan dalam industri ini akan semakin ketat, dengan semakin banyaknya pemain yang memasuki pasar. Oleh karena itu, kami harus dapat terus melakukan inovasi, baik dari segi produk, teknologi, maupun dari sisi pengalaman pelanggan," ujar dia.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Delta Sukses Teknologi telah menyiapkan beberapa strategi.

Mereka terus berfokus pada inovasi produk, untuk memastikan bahwa produk-produk kami tidak hanya memenuhi standar regulasi yang ada, namun juga bisa memberikan pengalaman pengguna yang berbeda.

"Kami mengedepankan inovasi dan safety produk, kepatuhan terhadap regulasi, serta edukasi kepada konsumen mengenai penggunaan rokok elektrik yang lebih bertanggung jawab," sebut Harold.

"Sehingga, kami juga terus berinvestasi dalam hal riset dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas serta efisiensi produk," imbuhnya.

Baca Juga: Rokok Elektrik FOOM Siap Ekspansi ke Pasar Internasional, Mulai dari Asia Tenggara

Tak hanya itu, Delta Sukses Teknologi akan terus menerapkan kebijakan ketat dalam hal distribusi produk.

Termasuk, bekerjasama dengan distributor, mitra ritel, dan pihak ketiga lainnya yang sudah berpengalaman di lapangan untuk selalu melakukan sistem verifikasi usia pada pelanggan.

Harold juga menekankan, perusahaannya juga terus aktif dalam memberikan edukasi mengenai penggunaan produk yang bertanggung jawab, termasuk mencantumkan batasan usia pengguna di setiap materi komunikasi dan kemasan produk kami.

"Dengan strategi ini, kami optimistis, perusahaan dapat tetap relevan dan kompetitif di pasar e-cigarette tanah air, serta dapat berkontribusi pada perkembangan industri ini di tahun 2025 dan seterusnya," katanya. 

Saat ini, Delta Sukses Teknologi memiliki produk DJOY. Produk-produk ini dirancang dengan teknologi terkini dengan tetap memperhatikan aspek regulasi yang berlaku.

Melalui sistem distribusi yang efisien serta kemitraan strategis dengan distributor dan retailer, DJOY semakin mudah diakses oleh konsumen di berbagai daerah di Indonesia, mendukung pertumbuhan pasar yang lebih inklusif dan bertanggungjawab. 

"Ke depan, kami ingin memperkuat kehadiran di pasar dan memastikan akses yang  lebih luas bagi konsumen di berbagai wilayah Indonesia," ungkap Harold.

"Namun, yang lebih penting bagi kami adalah memastikan bahwa setiap inovasi yang kami hadirkan bukan hanya sekadar mengikuti tren, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi konsumen," tambah dia. 

Selanjutnya: Harga Emas Spot Bertahan di US$3.000 Selasa (18/3) Pagi, Jelang Keputusan The Fed

Menarik Dibaca: Harga Emas Pegadaian Hari Ini 18 Maret 2025: Antam Naik Rp 2.000, UBS Turun Rp 5.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Francisca bertha