KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Fujifilm Indonesia (Fujifilm) resmi mengumumkan peluncuran kamera Fujifilm X-T3 (X-T3). Model kamera digital mirrorless seri X (X-Series) dibanderol dengan harga Rp 22,9 juta Model X Series dimulai dengan kehadiran kamera Fujifilm X100 pada 2011. Dilanjutkan dengan kehadiran X-Pro1 tahun 2012, menjadi model pertama yang menampilkan sensor X-Trans CMOS. Johanes J Rampi, General Manager Electronic Imaging Division & Consumer Printing Departemen PT Fujifilm Indonesia menyebut kamera ini menyasar
professional photo dan
video user, serta
advanced hobbyist.
"Bisnis kamera digital khususnya mirrorless terus berkembang dengan maraknya pemain baru, Fujifilm Indonesia optimistis bisnis kamera digital masih akan bertumbuh ke depannya dan memberikan kontribusi yang besar bagi perusahaan," kata Johanes kepada Kontan.co.id, Minggu (23/9). Sayang pihak Fujifilm enggan untuk beberkan target penjualannya. Namun sejauh ini model andalan Fujifilm selain X-T3 adalah seri X-A5 dan X-T100. Menurutnya diferensiasi Fujifilm adalah ekosistem mirrorless yang sudah dewasa. Apalagi dengan banyaknya line up body dan lensa, serta reproduksi warna yang khas, menjadi beberapa poin krusial yang membuat Fujifilm yakin dan optimistis bisa bersaing di market kamera mirrorless. "Tujuan kami adalah memberikan yang terbaik kepada pecinta Fujifilm dan selalu berinovasi menghadirkan produk - produk yang dilengkapi dengan teknologi terkini," jelasnya Peluncuran kamera Fujifilm Sabtu (22/9) kemarin seakan memanaskan pasar
mirrorless di Indonesia. Padahal sebelumnya Canon membuat gebrakan dengan menghadirkan keluarga baru di ekosistem EOS. Gebrakan yang sudah ditunggu-tunggu kini terjawab dengan hadirnya Sistem EOS R lewat kamera mirrorless full-frame EOS R dan lensa RF. Canon melalui PT Datascrip sebagai distributor tunggal produk pencitraan digitalnya di Indonesia memperkenalkan generasi terbaru Sistem EOS R dengan menghadirkan kamera mirrorless pamungkasnya Canon EOS R. Kamera mirrorless full-frame 35 mm pertama dari Canon ini dibekali dengan sensor CMOS 30,3 megapixel dan prosesor gambar DIGIC 8, dengan kecepatan fokus 0,05 detik. Adapun Canon EOS R Body Only (BO) dibanderol dengan harga Rp 39,9 juta. Merry Harun, Canon Division Director, PT Datascrip menjelaskan sistem EOS R menghadirkan kesempurnaan optik untuk menghasilkan gambar dengan kualitas baik. "Terobosan terbaru dalam sistem EOS R memberikan kemudahan dan keleluasaan bagi pengguna dalam berkreativitas, yang semakin menyempurnakan fotografi dan videografi ke tingkat yang lebih tinggi,” ujar Merry Harun, Canon Division Director, PT Datascrip. Dari catatan Kontan.co.id, target penjualan kamera Canon hingga akhir tahun 2018 adalah sebesar 190 ribu unit. Dengan porsi 45 ribu kamera saku, 60 ribu kamera DSLR dan, 85 ribu kamera MILC (mirrorless). Secara terpisah Agung Ariefiandi, Digital Imaging Product Marketing Manager, PT Panasonic Gobel Indonesia menjelaskan perkembangan kamera mirrorless saat ini sangat pesat yang tentunya hal ini berdampak juga pada Panasonic. Oleh karena itu, Panasonic selalu berupaya menghadirkan produk terbaik dengan berbagai teknologi dan inovasi agar kami dapat memberikan kontribusi yang lebih baik bagi bisnis Panasonic.
"Dengan pengembangan teknologi yang terus-menerus serta banyaknya inovasi yang kami berikan kepada pelanggan, kami yakin kamera mirrorless dari Panasonic dapat bersaing dengan kamera-kamera lain di kelasnya,"jelas Agung kepada Kontan.co.id, Minggu (23/9). Adapun Panasonic mulai menghadirkan kamera
Digital Single Lens Mirrorless (DSLM) pertama di dunia pada tahun 2008. Sayangnya untuk target penjualan belum dibeberkan. Meskipun begitu, pada awal tahun 2018 lalu, Panasonic meluncurkan Lumix DC-G9 dan Lumix DC-GH5s untuk bisa bersaing di pasar kamera Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto