KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kebutuhan kamera mirrorless setiap tahun terus meningkat. Para produsen kamera pun bergerak cepat untuk mengikuti tren tersebut dengan mengeluarkan produk barunya. Yase Defirsa,
Senior Marketing Manager Canon Image Communication Product Division PT Datascrip menjelaskan pada semester I-2019 ini penjualan kamera keseluruhan mengalami penurunan sebesar 26% dibandingkan dengan semester pertama 2018, hal ini disebabkan perlambatan ekonomi, konsumen cenderung menahan konsumsinya yang disebabkan situasi ekonomi dan politik global maupun di Indonesia. "Diharapkan pada semester ke-dua ini pasar kembali menggeliat, sehingga kami optimis dapat mencapai target penjualan kamera digital di Indonesia sebesar 120.000 unit di tahun 2019 ini," kata Yase kepada KONTAN, Selasa (16/7).
Adapun kontribusi terbesar dari target penjualan kamera Canon tahun ini tidak mengalami perubahan dengan kontribusi terbesar dari segmen kamera MILC (Mirrorless
Interchangeable Lens Camera) atau yang lebih populer disebut kamera
mirrorless. Disusul kamera DSLR dan kamera saku. "Kebutuhan kamera
mirrorless tiap tahun terus meningkat, sedangkan DSLR cenderung stabil dan kamera saku mulai tergerus oleh
smartphone," jelasnya.
Demi kejar target tersebut, Canon memiliki strategi promosi. Promo-promo yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Canon juga mengadakan event fotografi bagi target market yang berbeda beda. Selain itu, Canon rutin meningkatkan
product awareness dan p
roduct knowledge melalui iklan dan juga
channel komunikasi lainnya termasuk melalui media sosial. Meski Canon sudah lama mengeluarkan produk Mirroless tapi sejatinya tahun ini Canon serius menggarap pasar profesional fotografer. Saat ini Canon serius mengembangkan produk mirroless terutama kamera
mirrorless Fullframe dengan sistem lensa RF yang baru. EOS R, merupakan kamera mirrorless fullframe pertama dari Canon yg diluncurkan di akhir 2018 dan tak lama kemudian pada awal 2019 Canon kembali meluncurkan kamera
mirrorless fullframe EOS RP untuk segmen yang memerlukan harga lebih terjangkau. "Kami menargetkan meraih pangsa pasar 45% untuk kamera saku, 79% untuk pasar DSLR dan 29% untuk Mirrorless, sehingga secara keseluruhan pasar kamera digital Canon menjadi m
arket leader di Indonesia dengan penguasaan pasar sampai 44%," katanya. Untuk bisa jadi penguasa pasar Canon aktif menjual secara online maupun gerai
offline. Untuk itu Canon tetap dan terus mengembangkan jaringan purna jual di Indonesia. Saat Canon memiliki 38 jaringan
Authorized Service Center, penambahan 6 jaringan dari 2018 dan terus dikembangkan. "Seiring meningkatnya kebiasaan membeli
via online, kami pun melakukan berbagai promosi di media
online," kata Yase. Pandangan serupa diungkapkan oleh Fujifilm Indonesia. Anggiawan Pratama,
Marketing Manager Electronic Imaging PT Fujifilm Indonesia menilai pasar kamera tahun ini stagnan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini karena faktor politik dan juga ekonomi makro dalam negeri yang belum meningkat drastis. "Kami juga melihat puncak permintaan kamera mirroless tahun lalu karena produknya masih terbilang baru. Tahun ini market sudah dewasa dan banyak pemain baru di kamera mirrorless," kata Anggiawan kepada KONTAN, Jumat (12/6). Demi bisa meningkatkan penjualan Fujifilm terus mengeluarkan produk kamera dan lensa terbaru. Hanya saja tak seperti merk Canon maupun merk lain yang masuk ke kamera
mirroless Fullframe. Fujifilm masih percaya akan kualitas kamera
mirroless Advanced Photo System type-C (APS-C). "Karena kami lihat titik seimbang video dan foto di teknologi APS-C," katanya. Menurutnya pasar kamera mirroless saat ini mencapai 10.000 unit per bulan. Tahun lalu dari data Fujifilm angka penjualan kamera
mirroless domestik mencapai 9.000 unit sampai 10.000 ribu unit per bulan. "Kami berusaha mempertahankan pangsa pasar sebesar 35%," tambahnya. Sekedar info, Selain kantor pusat di Jakarta PT Fujifilm Indonesia juga memiliki kantor cabang di Surabaya, Bandung, Yogyakarta, dan Makassar. Pada saat ini, PT Fujifilm Indonesia memiliki delapan unit bisnis yang terdiri dari divisi
Electronic Imaging (kamera dan lensa), divisi
Photo Imaging (mesin pencetak foto, kertas foto dan Instax),
divisi Graphic Art (mesin digital
printing, offset dan onset), divisi Medical (alat-alat kesehatan), divisi I
ndustrial Products (
Prescale dan NDT), divisi
Recording Media, d
ivisi Optical Device dan
divisi Life Science (perawatan kulit). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini