KONTAN.CO.ID - Industri penjaminan kredit di dalam negeri masih mampu mengerek outstanding volume penjaminan. Tapi di sisi lain nilai imbal jasa penjaminan yang dikantongi justri malah melorot. Per bulan Juli kemarin, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding volume kredit yang dijamin menyentuh angka Rp 154 triliun. Jumlah ini meningkat 27% secara tahunan. Namun pada periode yang bersamaan, jumlah imbal jasa penjaminan yang didapat pelaku usaha justru turun 35% secara year on year menjadi Rp 540 miliar. Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo) Dian Askin Hatta menilai penurunan imbal jasa yang didapat ikut terpangaruh oleh persaingan yang makin ketat. Bukan hanya dengan sesama pemain perusahaan penjaminan, namun juga dari sektor lain. Beberapa jenis produk penjaminan memang tidak hanya bisa dinikmati oleh pemain di sektor ini. Ada irisan beberapa jenis jasa yang bisa diberikan oleh pemain di sektor lain semisal asuransi kerugian. Alhasil pemain di industri penjaminan pun harus menurunkan tarif penjaminan yang diberikan. "Kalau dipaksakan dengan rate yang tidak bersaing maka lembaga penjaminan tidak akan disukai pasar," ungkap Dian baru-baru ini. Tren ini pun dinilainya belum akan berakhir dalam waktu singkat. Sehingga sampai akhir tahun nanti, penurunan imbal jasa penjaminan diperkirakan masih akan terjadi dengan persentase yang tak jauh berbeda. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Persaingan ketat, imbal penjaminan turun
KONTAN.CO.ID - Industri penjaminan kredit di dalam negeri masih mampu mengerek outstanding volume penjaminan. Tapi di sisi lain nilai imbal jasa penjaminan yang dikantongi justri malah melorot. Per bulan Juli kemarin, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding volume kredit yang dijamin menyentuh angka Rp 154 triliun. Jumlah ini meningkat 27% secara tahunan. Namun pada periode yang bersamaan, jumlah imbal jasa penjaminan yang didapat pelaku usaha justru turun 35% secara year on year menjadi Rp 540 miliar. Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo) Dian Askin Hatta menilai penurunan imbal jasa yang didapat ikut terpangaruh oleh persaingan yang makin ketat. Bukan hanya dengan sesama pemain perusahaan penjaminan, namun juga dari sektor lain. Beberapa jenis produk penjaminan memang tidak hanya bisa dinikmati oleh pemain di sektor ini. Ada irisan beberapa jenis jasa yang bisa diberikan oleh pemain di sektor lain semisal asuransi kerugian. Alhasil pemain di industri penjaminan pun harus menurunkan tarif penjaminan yang diberikan. "Kalau dipaksakan dengan rate yang tidak bersaing maka lembaga penjaminan tidak akan disukai pasar," ungkap Dian baru-baru ini. Tren ini pun dinilainya belum akan berakhir dalam waktu singkat. Sehingga sampai akhir tahun nanti, penurunan imbal jasa penjaminan diperkirakan masih akan terjadi dengan persentase yang tak jauh berbeda. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News