Persaingan Ketat, Kinerja Matahari Departement Store (LPPF) Diprediksi Turun di 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) membukakan kinerja positif di awal tahun. Pada kuartal I-2024, LPFF membukukan laba bersih sebesar Rp 326 miliar atau naik 221,85% secara year on year (YoY). 

Namun same store sales growth (SSSG) dalam periode promosi Lebaran tergelincir 2.4% YoY, karena tingkat hunian mal masih belum pulih seperti sebelum pandemi di samping persaingan yang semakin ketat. Selain itu, LPPF juga akan menutup 10 toko berkinerja buruk untuk memperbaiki kinerja. Delapan di antaranya telah disetujui. 

LPPF juga telah mengubah strategi mereka dari pay less feel good, menjadi feel good dengan lebih fokus pada pengembangan merek dan bertujuan untuk ekspansi margin dengan mengarah ke kelompok masyarakat berpenghasilan lebih tinggi. 


Equity Research Analyst Ciptadana Sekuritas Alif Ihsanario memprediksi, kinerja LPFF akan cenderung menurun di tahun ini karena telah berakhirnya hari raya besar seperti Idul Fitri, sehingga menurunkan minat konsumen untuk berbelanja. Meski begitu, pendapatan bersih LPPF mencapai Rp 1,97 triliun, meningkat 36,80% secara tahunan. 

Baca Juga: Kuartal I-2024, Matahari Departement (LPPF) Raih Penjualan Rp 3,7 Triliun

“Kami memperkirakan pada kuartal II-2024, LPFF akan menikmati sebagian dari penjualan Lebaran karena pencairan THR masih berlangsung di awal April 2024, meskipun lebih rendah dari kuartal I-2024, sesuai dengan panduan manajemen,” kata Alif dalam riset 3 Mei 2024.

Namun demikian, Alif juga memproyeksi bahwa penjualan LPPF di tahun 2024-2025 akan turun sebesar 4,7% dan 6,1% sehubungan dengan risiko ekonomi makro di tengah transformasi Matahari Department Store.

Lebih lanjut, Alif menyebutkan bahwa margin laba kotor LPPF sedikit tertekan di kuartal I-2024, karena adanya penumpukan persediaan sebelum Lebaran. 

Selain itu, pivot strategis LPPF tidak diragukan lagi juga akan membebani margin. Sebab, Matahari Department Store berencana untuk bermitra dengan influencer media sosial utama untuk menargetkan generasi pelanggan baru, melakukan kampanye pemasaran di luar musim perayaan utama, dan fokus pada pembangunan komunitas. 

Untuk menjaga integritas margin, LPPF akan menerapkan arus persediaan yang efisien dalam jangka waktu yang lebih ketat, menegosiasikan kembali biaya sewa dan mengoptimalkan perencanaan tenaga kerja. Tak hanya itu, LPPF juga akan menikmati beban bunga yang lebih rendah setelah pelunasan pinjaman jangka pendek di kuartal pertama 2014.

“Untuk itu, kami telah menurunkan estimasi laba untuk 2024-2025 sebesar -39,8% dan -36,7% menjadi Rp741 miliar-Rp 767 miliar karena kinerja yang kurang baik pada periode musiman utama, latar belakang ekonomi makro yang kurang baik, dan biaya operasional yang lebih tinggi,” imbuhnya. 

Alif merekomendasikan buy untuk LPPF dengan target harga Rp 2.160 per saham. 

Baca Juga: Kinerja Emiten Ritel Dipoles Ekspansi Toko dan Lebaran

Analis Maybank Sekuritas Indonesia Willy Goutama juga melihat bahwa kinerja LPPF di tahun ini akan cenderung tertekan karena adanya hambatan bisnis seperti persaingan yang terus-menerus terjadi dengan perusahaan ritel lainnya, sehingga sulit mendapatkan pelanggan.

“Bisnis konsinyasi LPPF yang tinggi sebesar 70% dari penjualan membuatnya sulit untuk mengikuti tren fesyen yang bergerak cepat,” kata Willy dalam riset, 27 Februari 2024.

Willy juga memprediksi SSSG yang lemah akan terus berlanjut. Dia melihat penjualan LPPF pada kuartal IV-2023 sebesar Rp 2.974 miliar, sebagai penjualan yang lemah, mengingat basis penjualan kuartal III-2023 dan kuartal IV-2022 yang rendah.

“Hal ini mengindikasikan tingkat kunjungan pengunjung tetap rendah di toko-toko LPPF selama musim liburan yang tinggi. Tidak seperti saingan terdekatnya seperti H&M, Uniqlo dan peritel online,” kata dia. 

Baca Juga: Dulu Menjadi Primadona, Nasib Deretan Saham-Saham ini Kini Merana

Menurut dia, barang dagangan LPPF tidak memiliki nilai yang sepadan dengan harganya. Hal ini memperlambat lintasan dan pemulihan SSSG LPPF.

Untuk itu, Willy merekomendasikan sell untuk LPFF, dengan target harga Rp 1.500 per saham. 

Sementara itu, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan, meningkatnya persaingan menjadi faktor penurunan dari SSSG LPPF. Dia memperkirakan, penjualan LPPF akan melambat karena momen seperti Lebaran telah lewat.

“Kami merekomendasikan netral untuk LPPF dengan target harga Rp 1.620 per saham,” kata Azis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati