Persaingan lelang PLTU Jawa kian sengit



JAKARTA. Penentuan pemenang dalam lelang proyek proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 7 dan PLTU Jawa 5 semakin sengit. Beberapa produsen batubara kelas kakap ternyata ikut merebutkan proyek super besar ini berkapasitas total daya 4.000 Megawatt (MW).

Direktur Indo Tambangraya Megah Leksono Poeranto menerangkan, saat ini, perusahaan memang sedang mengikuti tender dua PLTU itu. "Untuk Jawa 7 saat ini, kami sudah lulus prakualifikasi, dan sedang persiapan tender untuk bidding yang akan dilakukan pada akhir Oktober. Sedangkan yang Jawa 5 sudah proses, kami sudah bidding juga," ujar Leksono, Senin (3/8).

Sekadar mengingatkan, PLTU Jawa 7 dengan kapasitas 2 x 1.000 MW akan dibangun di Bojonegara, Banten dengan investasi sebesar Rp 40 triliun. Sekitar 30% dari saham PLTU Jawa 7 menjadi milik anak usaha PLN yang akan mengoperasikan pembangkit tersebut yakni PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB). Sementara 70% menjadi milik pemenang tender.


Untuk tender PLTU Jawa 7, emiten berkode ITMG ini menggandeng beberapa perusahaan yang tergabung dalam konsorsium. Anggota konsorsium terdiri dari perusahaan yang masih tergabung dalam induk usaha Banpu dan operator pembangkit listrik asal Thailand, yakni Ratchaburi Electricity Generating Holding PCL.

Adapun, proses bidding PLTU Jawa 7 akan dilakukan pada Oktober 2015. Pemenang tender PLTU Jawa 5 dan Jawa 7 akan ditentukan pada akhir tahun 2015 ini. Sedangkan untuk PLTU Jawa 5 dengan kapasitas yang sama juga nilai investasinya sebesar Rp 40 triliun. Lokasi pembangunan PLTU Jawa 5 berada di sekitar Jakarta, Jawa Barat, dan Banten dengan kewenangan penentuan lokasi di tangan pemenang tender.

Leksono menyatakan, kebutuhan dana untuk proyek itu akan berasal dari dana internal dan pinjaman perbankan, ITMG akan akan melakukan pembicaraan dengan sejumlah bank, baik asing maupun dalam negeri.

Demikian pula dengan kebutuhan batubara yang cukup besar, Leksono juga tidak cemas dengan masalah pasokan itu, sebab perusahaan memiliki cadangan batubara hingga 240 juta ton, perusahaan juga akan mencari pasokan batubara dari perusahan lain. "Kebutuhan batubara masing-masing PLTU hingga kini masih dicari. Rata-rata kebutuhan batubara PLTU per MW sebesar 4,5 ton per MW," katanya.

Sementara, Suradi Wongso Suwarno, Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk mengungkapkan, saat ini pihaknya juga sudah lolos pra kualifikasi. "Saya belum ada update lagi, nanti saja kalau sudah tender harga," ujarnya kepada KONTAN, (3/8).

Siap pasok batubara

Sementara itu, Joko Pramono, Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk menyatakan, pihaknya memang tidak ikut lelang di PLTU Jawa 7 dan Jawa 5. Namun, "Secara prinsip kami siap memasok batubara ke dua proyek itu, apalagi itu proyek PLN, kami akan sinergi BUMN," kata dia, Senin (3/8). Saat ini cadangan batubara PTBA mencapai 570 juta ton.

Direktur Utama Adaro Energy Garibaldi Thohir kepada KONTAN, Selasa (23/6) menyatakan, untuk tender PLTU Jawa 7 dan 5, Adaro punya dua opsi. Pertama, menjadi pemasok, dan kedua ikut konsorsium. "Kalau kami kalah, tetap kami ingin jadi pemasok di sana," ujarnya.

Dari hasil kajian Joint Ore Reserves Committee (JORC) tahun 2012, cadangan batubara Adaro di sana masih sekitar 900 juta ton.                  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia