Persaingan makin ketat, bank kecil memprediksi NIM masih bisa stabil



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan bunga yang masih sengit membuat bank kecil kewalahan menjaga margin bunga bersih (net interest margin/NIM). Meski begitu, sejumlah bank tetap optimis tahun ini ruang pergerakan NIM masih terbuka bagi bank di kategori kelompok usaha (BUKU) I dan II.

Walau tak dapat memprediksi NIM bakal meningkat, sejumlah bank yang dihubungi Kontan.co.id tetap percaya diri hingga akhir 2019 NIM mampu dijaga stabil. Ambil contoh, PT Bank BRI Agro Tbk (BRI Agro) yang memperkirakan NIM perseroan masih akan bertengger di level 3,5% pada akhir tahun.

Hanya saja, Direktur Utama BRI Agro Agus Noorsanto menyebut ada potensi margin akan tertekan tahun ini, karena masih adanya kemungkinan kenaikan suku bunga. "Kelihatannya persaingan suku bunga dana masih akan berlangsung," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (1/2).


Adapun, untuk dapat menjaga NIM, anak perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) ini memiliki segelintir strategi antara lain meningkatkan dana murah, melalui penguasaan transaksi debitur. Sekaligus memperluas basis nasabah di segmen ritel melalui layanan teknologi digital.

"Kami juga akan meningkatkan bisnis konsumer yang yield-nya masih cukup tinggi termasuk melalui layanan digital loan," sambungnya. Meski margin bunga kelihatannya bakal stagnan, Agus optimis pihakya tetap akan dapat menggenjot pertumbuhan pendapatan.

Salah satunya yakni denga mendongkrak pendapatan berbasis komisi alias fee based income (FBI) lewat transaksi nasabah. Di sisi kredit, pihaknya pun tetap optimis memasang target tinggi yakni menyentuh 30% secara year on year (yoy).

PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS) memperkirakan margin bunga tahun ini masih akan stabil. Perwakilan Manajemen sekaligus Tim Pengamat BWS Rully Nova mengatakan saat ini posisi NIM BWS masih ada di kisaran 5,2%. "Tahun 2019 kemungkinan masih akan stabil di kisaran tersebut," katanya.

Alih-alih menjaga NIM, perseroan akan mulai mengurangi ketergantungan pada deposito dan pendanaan dengan bunga mahal serta mencoba meningkatkan dana murah (current account and saving account/CASA). "Saat ini CASA rasio kami masih 30%, akan didorong menjadi 40% tahun ini," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi