JAKARTA. Gempuran telepon seluler pintar (smartphone) tak menggerus pasar ponsel murah. Ponsel jenis ini sudah memiliki tempat sendiri di hati konsumen. Erik Meijer, Wakil Presiden Direktur Utama PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) berpendapat sekitar 50% - 55% pengguna ponsel di Indonesia menggunakan produk halo-halo murah meriah. Yaitu dengan harga sekitar Rp 200.000 - Rp 400.000. Menariknya lagi, dengan harga tersebut pemilik ponsel sudah menikmati fasilitas internet, padahal tipenya CDMA. Erik mencontohkan ponsel Esia, yang sejak 2007 sampai sekarang penjualannya menyentuh 10 juta unit. Sekitar 80% dari total tersebut merupakan ponsel yang menyuguhkan aplikasi internet. Misalnya Facebook atau Yahoo! Mail. Bahkan, sekitar 1 juta unit di antara total tersebut bisa menjadi modem. "HP Esia yang ada aplikasi internet bisa terjual paling tidak 200.000 unit per bulan dan angkanya terus naik," ujar Erik kepada KONTAN, Kamis (29/9). Penggunaan internet Erik melihat tren pemakaian ponsel sekarang bergeser. Dulu ponsel sebatas untuk bertelepon atau pesan singkat (SMS). Sekarang, ponsel dimanfaatkan untuk mengirimkan pesan elektronik (email), jejaring sosial, hingga penjelajah internet. Menurut Erik, dari total 40 juta pengguna Facebook di Indonesia, lebih separuhnya mengaplikasikan Facebook lewat ponsel. "Karena angkanya terus bertambah dan melihat sementara kantong masyarakat kita, makanya Esia rajin keluarkan produk," kata Erik. Agustus silam Bakrie meluncurkan CDMA Esia AHA (Affordable Hyper-speed Access). Yaitu wireless broadband access besutan Bakrie Connectivity (BConnect) dengan harga Rp 250.000. Sebelum tutup tahun 2011, emiten telekomunikasi itu bakal mengeluarkan produk CDMA baru yang juga bisa sebagai modem. Jelas ini menimbulkan persaingan sesama perusahaan telekomunikasi. Hari ini PT Smartfren Telecom meluncurkan Hape Smartfren ZIP C380. Merek gabungan Smart Telecom dengan Mobile-8 Telecom (Fren) ini diklaim sebagai ponsel ekonomis namun unggul. Djoko Tata Ibrahim, Deputi Presiden Direktur Komersial Smartfren, berpendapat, produk anyar itu keluar untuk menjawab permintaan pasar terhadap CDMA internet. Dia ingin merebut konsumen kalangan menengah yang identik dengan penggunaan ponsel fitur. "Harganya Rp 149.000 per unit, coba hitung kalau modem saja satu buah Rp 300.000 - Rp 400.000, tapi modem tidak bisa digunakan untuk telepon," tutur Djoko. Djoko menjabarkan Hape Smartfren ZIP C380 menggunakan teknologi CDMA berfrekuensi 800 megahertz. Jika menjadi modem, kecepatan akses mencapai 153,6 kilobyte per detik. Smartfren melengkapi ponsel murah itu dengan MP3, radio FM, dan aplikasi Smartfren Musik untuk mengunduh musik. Daya tahan baterai mencapai 700 jam. Adapun dengan menara BTS mencapai 4.500 unit di Indonesia, Djoko yakin produk anyar itu cepat diterima pasar. Dia optimistis hingga akhir tahun penjualan Smartfren ZIP C380 menyentuh 200.000 unit. Dengan begitu, target penjualan ponsel 1,5 juta unit ponsel CDMA tercapai di akhir tahun. Per September 2011 Smartfren angkanya sudah 1 juta unit. Djoko menambahkan seluruh BTS Esia siap dengan standar Evolution Data Only. EVDO adalah layanan akses wireless kecepatan tinggi. Nantinya ponsel yang dikeluarkan dibanderol di bawah Rp 400.000. "Peminatnya pasti besar, ini untuk memfasilitasi agar siapa saja bisa menikmati kecepatan 3G, tidak harus dengan ponsel Rp 3 jutaan," pungkas dia.
Persaingan ponsel CDMA internet makin ketat
JAKARTA. Gempuran telepon seluler pintar (smartphone) tak menggerus pasar ponsel murah. Ponsel jenis ini sudah memiliki tempat sendiri di hati konsumen. Erik Meijer, Wakil Presiden Direktur Utama PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) berpendapat sekitar 50% - 55% pengguna ponsel di Indonesia menggunakan produk halo-halo murah meriah. Yaitu dengan harga sekitar Rp 200.000 - Rp 400.000. Menariknya lagi, dengan harga tersebut pemilik ponsel sudah menikmati fasilitas internet, padahal tipenya CDMA. Erik mencontohkan ponsel Esia, yang sejak 2007 sampai sekarang penjualannya menyentuh 10 juta unit. Sekitar 80% dari total tersebut merupakan ponsel yang menyuguhkan aplikasi internet. Misalnya Facebook atau Yahoo! Mail. Bahkan, sekitar 1 juta unit di antara total tersebut bisa menjadi modem. "HP Esia yang ada aplikasi internet bisa terjual paling tidak 200.000 unit per bulan dan angkanya terus naik," ujar Erik kepada KONTAN, Kamis (29/9). Penggunaan internet Erik melihat tren pemakaian ponsel sekarang bergeser. Dulu ponsel sebatas untuk bertelepon atau pesan singkat (SMS). Sekarang, ponsel dimanfaatkan untuk mengirimkan pesan elektronik (email), jejaring sosial, hingga penjelajah internet. Menurut Erik, dari total 40 juta pengguna Facebook di Indonesia, lebih separuhnya mengaplikasikan Facebook lewat ponsel. "Karena angkanya terus bertambah dan melihat sementara kantong masyarakat kita, makanya Esia rajin keluarkan produk," kata Erik. Agustus silam Bakrie meluncurkan CDMA Esia AHA (Affordable Hyper-speed Access). Yaitu wireless broadband access besutan Bakrie Connectivity (BConnect) dengan harga Rp 250.000. Sebelum tutup tahun 2011, emiten telekomunikasi itu bakal mengeluarkan produk CDMA baru yang juga bisa sebagai modem. Jelas ini menimbulkan persaingan sesama perusahaan telekomunikasi. Hari ini PT Smartfren Telecom meluncurkan Hape Smartfren ZIP C380. Merek gabungan Smart Telecom dengan Mobile-8 Telecom (Fren) ini diklaim sebagai ponsel ekonomis namun unggul. Djoko Tata Ibrahim, Deputi Presiden Direktur Komersial Smartfren, berpendapat, produk anyar itu keluar untuk menjawab permintaan pasar terhadap CDMA internet. Dia ingin merebut konsumen kalangan menengah yang identik dengan penggunaan ponsel fitur. "Harganya Rp 149.000 per unit, coba hitung kalau modem saja satu buah Rp 300.000 - Rp 400.000, tapi modem tidak bisa digunakan untuk telepon," tutur Djoko. Djoko menjabarkan Hape Smartfren ZIP C380 menggunakan teknologi CDMA berfrekuensi 800 megahertz. Jika menjadi modem, kecepatan akses mencapai 153,6 kilobyte per detik. Smartfren melengkapi ponsel murah itu dengan MP3, radio FM, dan aplikasi Smartfren Musik untuk mengunduh musik. Daya tahan baterai mencapai 700 jam. Adapun dengan menara BTS mencapai 4.500 unit di Indonesia, Djoko yakin produk anyar itu cepat diterima pasar. Dia optimistis hingga akhir tahun penjualan Smartfren ZIP C380 menyentuh 200.000 unit. Dengan begitu, target penjualan ponsel 1,5 juta unit ponsel CDMA tercapai di akhir tahun. Per September 2011 Smartfren angkanya sudah 1 juta unit. Djoko menambahkan seluruh BTS Esia siap dengan standar Evolution Data Only. EVDO adalah layanan akses wireless kecepatan tinggi. Nantinya ponsel yang dikeluarkan dibanderol di bawah Rp 400.000. "Peminatnya pasti besar, ini untuk memfasilitasi agar siapa saja bisa menikmati kecepatan 3G, tidak harus dengan ponsel Rp 3 jutaan," pungkas dia.