Persediaan Menggelembung, Harga Minyak Dunia Mumbul Tipis



SINGAPURA. Harga minyak sedikit berubah di New York setelah dua hari berturut-turut harga minyak anjlok. Pasalnya, laporan pemerintah AS menunjukkan bahwa suplai minyak mentah, bensin dan hasil penyulingan jauh lebih besar daripada yang diprediksikan sebelumnya. Persediaan minyak mentah di AS naik 6,8 juta barel menjadi 325,4 juta barel minggu lalu. Menurut laporan mingguan Departemen Energi, angka ini merupakan yang paling tinggi sejak bulan Mei. Menurut perkiraan tengah 14 analis yang disurvei oleh Bloomberg News, suplai diprediksikan menggemuk 800 ribu barel. "Ini merupakan sinyal yang jelas bahwa tidak ada permintaan dari end-user," tegas Mark Pervan, senior commodity strategist Australia and New Zealand Banking Group Ltd. di Melbourne. "Pasar masih mencerna permintaan pasar di AS yang begitu mengerikan," tambahnya. Harga minyak untuk pengiriman Februari US$ 42,80 per barel, naik 17 sen di New York Mercantile Exchange pada pukul 12.41 waktu Singapura. Kontrak minyak pada awalnya anjlok 39 sen atau 0,9% menjadi US$ 42,24 per barel. Kemarin, futures turun US$ 5,95, atau 12% menjadi US$ 42,63 per barel, pengiriman yang paling mini sejak 30 Desember 2008. Penurunan ini merupakan yang paling besar sejak 24 September 2001. Futures di membukukan kemerosotan sebesar 56% dari tahun lalu. Persediaan di Cushing, Oklahoma, dimana minyak mentah yang diperdagangkan di Nymex disimpan, menggelembung 14% menjadi 32,2 juta minggu lalu, paling tinggi sejak April 2004. Sementara itu minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Februari US$ 45,93 per barel atau naik tipis 7 sen di ICE Futures Europe exchange di London pada pukul 12.39 waktu Singapura.


Editor: