Persepsi risiko investasi di Indonesia diprediksi turun setelah Lebaran



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persepsi risiko investasi di Indonesia masih belum stabil. Sentimen global masih menyetir credit default swap (CDS) Indonesia, yang menunjukkan persepsi investor atas risiko berinvestasi di Indonesia.

Selasa (5/6), CDS Indonesia tenor 5 tahun berada di 121,70. Angka ini naik 42,76% sepanjang 2018. Sementara CDS tenor 10 tahun berada di posisi 201,78 atau melonjak 31,1% ketimbang akhir 2017 lalu.

Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia Anil Kumar menjelaskan, dalam jangka pendek, persepsi risiko investasi di Indonesia masih cenderung naik. Sebab, kekhawatiran terhadap ketidakpastian global masih belum berakhir.


Pelaku pasar terutama mengkhawatirkan potensi perang dagang global antara Amerika Serikat (AS) dengan China dan negara-negara lainnya. "Selain itu, karena sebentar lagi memasuki masa libur. Investor mencoba cover risiko terhadap kondisi yang tidak dapat tereksekusi ketika libur Lebaran," ujar dia.

Namun, di sisi lain, Anil bilang, tekanan terhadap rupiah berangsur hilang. Tekanan rupiah surut setelah permintaan dollar AS turun seiring berakhirnya masa siklikal menjelang Lebaran, yang membuat tingkat impor tinggi dan adanya repatriasi dana asing. "Selepas libur Lebaran, harusnya kondisi CDS bisa pulih kembali," tegas dia.

Adapun secara jangka panjang, Patrick Odier, Presiden Direktur Lombard Odier, perusahaan aset and global wealth management asal Swiss, menambahkan, Indonesia merupakan salah satu emerging market paling menarik saat ini di antara negara lain di kawasan Asia.

Sejatinya emerging market memperoleh keuntungan dari bangkitnya perekonomian AS dalam dua setengah tahun belakangan. "Tapi, Indonesia menarik baik dari segi nilai tukar mata uangnya dan ekuitasnya," ujar dia.

Menurut Odier, potensi Indonesia sebagai tempat berinvestasi tak lepas dari pertumbuhan ekonomi. Secara fundamental, Indonesia sangat stabil. Tambah lagi, reformasi infrastruktur secara masif membuat investor mancanegara tertarik menanamkan modalnya di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini