KONTAN.CO.ID - Keributan antara Korea Selatan dan Korea Utara kini telah sampai ke wilayah perang di Ukraina. Setelah kabar bahwa Pyongyang mengirim tentara ke Rusia, kini Seoul memperingatkan bahwa mereka juga mampu mengirim senjata ke Ukraina. Perang Korea secara teknis memang belum berakhir. Konflik bersenjata berakhir pada tahun 1953 lewat perjanjian khusus selevel gencatan senjata. Secara resmi, tidak ada ada perjanjian damai yang pernah ditandatangani. Belakangan ini perseteruan dua Korea kembali memanas. Pergerakan militer di utara pun terlihat semakin gencar.
Baca Juga: Situasi Parah, Populasi Ukraina Anjlok 10 Juta Sejak Invasi Rusia Setelah masalah pengiriman drone, kini kabar tentang pengiriman pasukan ke medan perang Ukraina juga menjadi pemantik perselisihan. Pejabat kepresidenan Korea Selatan, yang berbicara secara anonim, mengatakan pemerintahnya telah mempertimbangkan beberapa langkah yang bisa diambil demi membantu Ukraina. Langkah-langkah yang mungkin diambil termasuk koridor diplomatik, ekonomi dan militer, hingga pengiriman senjata ke Ukraina, baik yang bersifat defensif maupun ofensif.
Baca Juga: Ini Peringatan NATO kepada Rusia dan Korea Utara Tonton: Intelijen Korea Selatan: Korea Utara Kirim Pasukan dalam Jumlah Besar ke Rusia Pengiriman Tentara Korea Utara ke Rusia
Pekan lalu, badan intelijen Korea Selatan mengatakan bahwa mereka telah mengonfirmasi bahwa Korea Utara mengirim 1.500 pasukan operasi khusus ke Rusia pada bulan Oktober 2024. Laporan itu didukung oleh pernyataan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, yang mengatakan bahwa intelijennya mengetahui adanya 10.000 tentara Korea Utara yang sedang disiapkan untuk bergabung dengan pasukan Rusia. Pada hari Selasa (22/10), Korea Selatan memperingatkan bahwa mereka dapat mempertimbangkan untuk memasok senjata ke Ukraina sebagai respons atas dukungan militer Korea Utara di Rusia.
Baca Juga: Kim Jong Un Kunjungi Pangkalan Rudal Korea Utara, Sebut Ancaman Nuklir AS Pernyataan tersebut sepertinya hanya gertakan agar Rusia tidak mendatangkan pasukan Korea Utara untuk berperang melawan Ukraina. Di saat yang sama, pihak Korea Selatan sepertinya juga khawatir bahwa Rusia akan memberikan teknologi militer canggih ke Korea Utara sebagai bentuk balas budi. Mengutip
AP, diplomat Korea Selatan di Dewan Keamanan PBB mengecam dugaan pengiriman pasukan oleh Korea Utara. Kantor Kepresidenan Korea Selatan bahkan menggambarkan Korea Utara sebagai “kelompok kriminal” yang memaksa pemuda-pemudinya untuk menjadi tentara bayaran.