Persiapkan Natuna D Alpha, Pertamina Berguru padaStatOil



JAKARTA. StatOilHydro Norway, BUMN Migas asal Norwegia satu langkah di depan dalam seleksi calon mitra PT Pertamina (Persero) untuk mengembangkan blok Natuna D Alpha. Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengaku, pekan lalu, dirinya telah bertandang ke Norwegia untuk bertemu dengan manajemen StatOil guna membicarakan kemungkinan pengiriman sejumlah ahli Pertamina untuk belajar pengembangan blok gas laut dalam dari StatOil. "Pertamina akan mengirim dua orang untuk belajar menangani proyek-proyek besar milik StatOil, seperti di Stockwitch. Kami mengantisipasi hal ini karena Natuna akan dikembangkan. Karenanya, beberapa profesional dari direktorat hulu harus siap untuk menangani Natuna," ujar Karen. Menurut Karen, StatOil adalah perusahaan yang sangat berpengalaman dalam mengembangkan lapangan gas yang kaya kandungan Co2, seperti Natuna D Alpha. Dia menambahkan, kebesaran StatOil karena perusahaan ini banyak mempelajari teknologi dari BP Plc, perusahaan migas asal Inggris. "Nantinya, mereka akan menerapkan apa yang BP terapkan. Oktober nanti, akan ada bantuan pelatihan dari StatOil kepada Pertamina EP untuk bidang project management dan reservoir engineering," tandasnya. Namun, Karen menegaskan dengan berguru kepada StatOil, bukan berarti Pertamina sudah menetapkan perusahaan tersebut sebagai mitra dalam mengembangkan Natuna D Alpha. "Pembahasan term and condition antara Pertamina dengan pemerintah harus selesai. Nanti term and condition kami serahkan ke delapan perusahaan yang bersaing, baru mereka ajukan proposal terbaik untuk kami," kata Karen. Pada November 2008 lalu, setidaknya ada dua keputusan besar yang diambil Pertamina untuk Natuna D Alpha. Pertama, Pertamina akan melepas 60% kepemilikan di Natuna D Alpha dengan tetap menggenggam 40% sebagai saham mayoritas. Artinya, Pertamina bisa saja bermitra dengan lebih dari satu perusahaan untuk menjaga kepemilikan mayoritas. Kedua, dari hasil beauty contest yang dilakukan Pertamina terhadap 20 perusahaan, setidaknya ada delapan perusahaan yang menjadi kandidat kuat calon mitra Pertamina. Yaitu ExxonMobil Oil Indonesia, Total Indonesie, Chevron Pacific Indonesia, StatOilHydro Norway, Shell Indonesia, ENI, Petronas, dan China National Petroleum Company (CNPC). Perusahaan yang masuk seleksi tahap kedua ini, akan diminta memasukkan angka penawaran serta swap aset apa yang bisa diberikan guna mendukung produksi gas Blok Natuna D Alpha. Pengembangan Natuna D Alpha, diperkirakan akan menelan biaya investasi mencapai US$ 52 miliar.

Natuna D Alpha diperkirakan memiliki cadangan gas hingga 46 triliun kaki kubik. Namun, 70% cadangan gas tersebut mengandung Co2.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan