JAKARTA. Bisnis transportasi gas ternyata hanya memberikan untung tipis. Itulah sebabnya PT Pertamina Gas (Pertagas) mulai melirik usaha lain, selain jasa transportasi gas dan trading gas. Anak usaha Pertamina kini serius mengembangkan bisnis pemrosesan gas, baik menjadi liquefied petroleum gas (LPG) maupun compressed natural gas (CNG).Direktur Utama Pertagas, Gunung Sardjono Hadi mengatakan, September mendatang, Pertagas bersama sekondan asal Korea Selatan, E.1 Corp akan mengoperasikan pabrik LPG di Palembang, Sumatera Selatan. "Kita akan me-launching LPG Plant, September, harapannya bisa menghasilkan 700 ton LPG dan sekitar 2.200 kondesat per hari," ungkap dia kepada KONTAN, Sabtu (14/7).Sumber gas untuk pabrik ini berasal dari Lapangan Prabumulihmilik Pertamina EP. Kalau pabrik ini sudah beroperasi, Pertamina EP akan memasok gas sebanyak 250 juta standar kaki kubik per hariatau million standard cubic feet per day (mmscfd).Dengan beroperasinya pabrik LPG di Sumsel ini, tentu bisa meningkatkan pendapatan perusahaan tahun ini. "Dan juga bisa membantu meningkatkan produksi minyak Pertamina EP karena kondesatnya milik Pertamina EP," imbuh Gunung.Selain itu, beroperasinya pabrik ini bisa mengurangi impor LPG. "LPG dari pabrik ini sebagian dikirim ke Sumatera bagian selatan, sebagian ke daerah lain," tandasnya.Saat ini, sebenarnya Pertagas sudah memiliki LPG Plant di Bekasi, Jawa Barat. Pabrik senilai US$ 27 juta ini mampu memproduksi LPG sebanyak 110 ton per hari. "Tetapi produksi saat ini baru mencapai sekitar 80 ton per hari, dengan kapasitas proses gas sekitar 15 mmscfd," tuturnya.Setelah pabrik LPG di Sumsel rampung, ke depan Pertagas berencana menambah jumlah pabrik LPG lagi. Saat ini Pertagas sedang mengevaluasi lapangan-lapangan gas milik Pertamina EP untuk dibangun LPG, seperti di Jawa Timur dan Jambi. Atau, menambah pabrik dengan cara akuisisi. "Kita sedang mengumpulkan data, kalau ada gas bagus yang kandungan gas propana (C3) dan gas butana (C4) nya bagus, kita akan eksekusinya tahun 2013," ucap dia.Bangun CNGUntuk CNG, saat ini Pertagas sudah membangun satu mother station CNG di Bitung, Tangerang. Gunung mengungkapkan, semula, mother station ini dibangun atas penugasan pemerintah untuk memasok CNG dalam memenuhi kebutuhan gas transportasi di Jabodetabek.Namun, belakangan pemerintah memindahkan lokasi mother station dari Bitung ke Kapuk, Jakarta Utara dan di Nagrak, Gunung Putri, Bogor.Nah, karena proses tender pembagunan CNG di Bitung ini sudah berjalan, Pertagas akan menggunakan sendiri mother station tersebut untuk kepentingan industri di Tangerang. Dia menegaskan mother station di Bitung kini murni untuk tujuan komersial bukan lagi penugasan dari pemerintah.Soal asal gas untuk mother station Bitung, kemungkinan besar berasal dari Lapangan Tambun, Bekasi, yang sudah dibeli Pertagas dari BUMD Bekasi, Jabar.Meski tetap jalan, Pertagas masih menunggu persetujuan Pertamina untuk membangun mother station CNG di Bitung. Jika proses izin dari Pertamina lancar, pada kuartal III tahun ini sudah bisa dilakukan pembangunan. " Investasi satu mother station CNG Rp 90 miliar- Rp 120 miliar," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pertagas agresif bangun pabrik LPG di daerah
JAKARTA. Bisnis transportasi gas ternyata hanya memberikan untung tipis. Itulah sebabnya PT Pertamina Gas (Pertagas) mulai melirik usaha lain, selain jasa transportasi gas dan trading gas. Anak usaha Pertamina kini serius mengembangkan bisnis pemrosesan gas, baik menjadi liquefied petroleum gas (LPG) maupun compressed natural gas (CNG).Direktur Utama Pertagas, Gunung Sardjono Hadi mengatakan, September mendatang, Pertagas bersama sekondan asal Korea Selatan, E.1 Corp akan mengoperasikan pabrik LPG di Palembang, Sumatera Selatan. "Kita akan me-launching LPG Plant, September, harapannya bisa menghasilkan 700 ton LPG dan sekitar 2.200 kondesat per hari," ungkap dia kepada KONTAN, Sabtu (14/7).Sumber gas untuk pabrik ini berasal dari Lapangan Prabumulihmilik Pertamina EP. Kalau pabrik ini sudah beroperasi, Pertamina EP akan memasok gas sebanyak 250 juta standar kaki kubik per hariatau million standard cubic feet per day (mmscfd).Dengan beroperasinya pabrik LPG di Sumsel ini, tentu bisa meningkatkan pendapatan perusahaan tahun ini. "Dan juga bisa membantu meningkatkan produksi minyak Pertamina EP karena kondesatnya milik Pertamina EP," imbuh Gunung.Selain itu, beroperasinya pabrik ini bisa mengurangi impor LPG. "LPG dari pabrik ini sebagian dikirim ke Sumatera bagian selatan, sebagian ke daerah lain," tandasnya.Saat ini, sebenarnya Pertagas sudah memiliki LPG Plant di Bekasi, Jawa Barat. Pabrik senilai US$ 27 juta ini mampu memproduksi LPG sebanyak 110 ton per hari. "Tetapi produksi saat ini baru mencapai sekitar 80 ton per hari, dengan kapasitas proses gas sekitar 15 mmscfd," tuturnya.Setelah pabrik LPG di Sumsel rampung, ke depan Pertagas berencana menambah jumlah pabrik LPG lagi. Saat ini Pertagas sedang mengevaluasi lapangan-lapangan gas milik Pertamina EP untuk dibangun LPG, seperti di Jawa Timur dan Jambi. Atau, menambah pabrik dengan cara akuisisi. "Kita sedang mengumpulkan data, kalau ada gas bagus yang kandungan gas propana (C3) dan gas butana (C4) nya bagus, kita akan eksekusinya tahun 2013," ucap dia.Bangun CNGUntuk CNG, saat ini Pertagas sudah membangun satu mother station CNG di Bitung, Tangerang. Gunung mengungkapkan, semula, mother station ini dibangun atas penugasan pemerintah untuk memasok CNG dalam memenuhi kebutuhan gas transportasi di Jabodetabek.Namun, belakangan pemerintah memindahkan lokasi mother station dari Bitung ke Kapuk, Jakarta Utara dan di Nagrak, Gunung Putri, Bogor.Nah, karena proses tender pembagunan CNG di Bitung ini sudah berjalan, Pertagas akan menggunakan sendiri mother station tersebut untuk kepentingan industri di Tangerang. Dia menegaskan mother station di Bitung kini murni untuk tujuan komersial bukan lagi penugasan dari pemerintah.Soal asal gas untuk mother station Bitung, kemungkinan besar berasal dari Lapangan Tambun, Bekasi, yang sudah dibeli Pertagas dari BUMD Bekasi, Jabar.Meski tetap jalan, Pertagas masih menunggu persetujuan Pertamina untuk membangun mother station CNG di Bitung. Jika proses izin dari Pertamina lancar, pada kuartal III tahun ini sudah bisa dilakukan pembangunan. " Investasi satu mother station CNG Rp 90 miliar- Rp 120 miliar," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News