Pertagas menargetkan konstruksi pipa Rokan dimulai September



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Gas (Pertagas) kini telah memulai berbagai tahapan persiapan untuk proyek pipa Blok Rokan yang ditargetkan rampung di Agustus tahun depan. Saat ini proses fabrikasi pipa telah dimulai.

Direktur Utama Pertagas Wiko Migantoro mengungkapkan Pertagas menggandeng PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dalam pengerjaan fabrikasi pipa. "Sudah dimulai untuk fabrikasi pipa, awal September diharapkan bisa mulai proses engineering, procurement, construction (EPC)," ungkap Wiko Migantoro kepada Kontan.co.id, Minggu (12/7).

Wiko melanjutkan, pihaknya berhasil melakukan optimasi capex sehingga proyek yang sedianya diperkirakan memerlukan biaya sebesar US$ 450 juta kini hanya akan menelan biaya sebesar US$ 300 juta. Wiko memastikan efisiensi ini berhasil diperoleh melalui optimasi mulai dari tahapan perencanaan saat Final Investment Decision (FID) dan optimasi pada proses procurement.


Baca Juga: Pemerintah Akan Membiayai Investasi Chevron di Blok Rokan

Adapun, besaran capex tersebut dinilai telah memenuhi seluruh biaya proyek. Kendati demikian, Wiko belum mau merinci seputar strategi Pertagas dalam pelaksanaan konstruksi proyek di tengah situasi pandemi covid-19. Namun, pihaknya menargetkan di Agustus 2021 mendatang, bersamaan dengan alih kelola Blok Rokan dari Chevron Pacific Indonesia ke PT Pertamina, sudah ada ruas yang rampung.

Sebelumnya, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Redy Ferryanto menjelaskan, pembangunan pipa sepanjang kurang lebih 367 kilometer (km) dengan diameter 4-24 inchi tersebut ditargetkan rampung pada 2021. Adapun, proyek tersebut berada koridor Minas–Duri–Dumai dan Koridor Balam–Bangko–Dumai, Wilayah Kerja Rokan.

Redy melanjutkan, selain sinergi anak perusahaan Pertamina Group, proyek ini juga merupakan upaya mendukung program pemerintah dalam meningkatkan lifting dari Blok Rokan yang merupakan backbone (sepertiga) produksi minyak bumi nasional.

Baca Juga: Terkait transisi Blok Rokan, Chevron Pacific Indonesia aktif diskusi dengan SKK Migas

"Dalam masa penuh tantangan ini, dengan alokasi biaya sekitar US$ 300 juta, PGN berhasil menekan biaya capex dengan efisiensi sekitar 30%. Proyek ini juga sudah direncanakan sebagai salah satu proyek utama PGN sehubungan dengan target capex 2020. Penetapan FID proyek Pipa Rokan diharapkan turut mengoptimalkan upaya efisiensi tersebut,” kata Redy dalam siaran pers.

Nantinya, minyak Blok Rokan akan dibawa ke kilang minyak Pertamina di Dumai dengan estimasi minyak yang akan diangkut sekitar 250.000 barel minyak per hari (bph). Redy melanjutkan, jalur pipa terdiri dari 12 segmen dan tiga stasiun yaitu Stasiun Duri, Dumai, dan Manifold Batang. Di setiap segmen jaringan pipa, terdapat Pig Launcher dan receiver termasuk aksesorinya.

Sectional break balve (SBV) di 24 lokasi, dan horizontal direct drilling (HDD) di 12 lokasi, beserta leak detection system untuk semua ruas dan oil transport & management system. Pada proyek ini, Pertagas akan menjadi operator dalam melaksanakan pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan.

Baca Juga: Pemerintah pastikan ikut menanggung biaya investasi dalam peralihan Blok Rokan

Di sisi lain, proyek ini diklaim akan turut meningkatkan pendapatan perusahaan dari pengembangan bisnis transportasi minyak mentah khususnya untuk KKKS seperti Chevron Pasific Indonesia (CPI), BOB Bumi Siak Posako & KKKS lainnya.

“Pembangunan pipa ini merupakan proyek strategis nasional untuk mendukung ketahanan energi nasional. Ketahanan produksi minyak di Blok Rokan, diharapkan dapat menjaga dan meningkatkan performa lifting minyak nasional sebagai energi primer dalam upaya memajukan perekonomian nasional,” pungkas Redy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati