JAKARTA. Dalam rangka menjamin ketersediaan gas untuk pembangkit listrik di Pesanggrahan Bali, PT Pertagas Niaga komitmen untuk memasok Liquefed Natural Gas (LNG) sebesar 3,36 juta ton terhitung tahun 2019 hingga tahun 2035. LNG yang dipasok untuk pembangkit tersebut berasal dari berbagi sumber dan akan diregasifikasi di Land Storage Regasification Unit (LSRU) di Pelabuhan Benoa, Bali. Kepastian pasokan gas untuk pembangkit listrik di Bali bisa dicapai setelah penandatangan pokok-pokok perjanjian (Head of Agreement) jual beli gas antara PT Pertagas Niaga dengan PT Indonesia Power. Penandatangan perjanjian jual beli ini dilakukan oleh Direktur Utama PT Pertagas Niaga Jugi Prajugio dan Direktur Utama PT Indonesia Power Supangkat Iwan Santoso, Rabu (10/9). Untuk memasok LNG Pembangkit Listrik di Bali ini kata Jugi, Pertagas Niaga tak hanya mengandalkan pasokan dari Mahakam, tetapi juga dari sumber-sumber domestik lainnya, serta impor dari negara-negara produsen. Sementara untuk pemanfaatan fasilitas Mid-Stream, Pertagas Niaga juga menggandeng sejumlah perusahaan. Sementara untuk mengangkut LNG dari Mahakam PSC dari Bontang, Kalimantan Timur menuju LSRU di Pelabuhan Benoa, Bali, akan dilakukan oleh induk perusahaan Pertagas. "Sementara untuk menyediakan LSRU yang memiliki tangki penimbun LNG dengan kapasitas 24.000 M3 dan fasilitas regasifikasi dengan kemampuan pasokan gas sebesar 50 MMSCFD dan menyediakan pipa penyaluran khusus sepanjang 3.000 meter berdiameter 12 inch dari LSRU ke titik penyerahan Pesanggrahan Bali akan dilakukan oleh PT Perta Daya Gas," terangnya. PT Indonesia Power, adalah anak perusahan milik PLN yang menjadi operator pembangkit listrik di Pesanggrahan, Bali. Dengan adanya kepastian pasokan gas dari Pertagas Niaga tersebut, Pembangkit listrik Pesanggrahan ini akan mampu menjamin ketersediaan listrik untuk wilayah Bali dan sekitarnya. Direktur Utama Indonesia Power Supangkat Iwan Setiawan, menjelaskan kerja sama ini merupakan bentuk dari komitmen baik Indonesia Power maupun Pertagas Niaga sebagai perusahaan di bidang energi untuk bergandeng tangan mengatasi masalah energi. Apalagi kedua perusahaan ini adalah sama-sama anak perusahaan dua BUMN raksasa energi nasional. “Ini juga wujud dari sinergi BUMN di bidang energi,” tegasnya. Selain itu, kerjasama ini merupakan bukti kongkrit dari Pertagas Niaga sebagai anak perusahaan PT Pertamina Gas (Pertagas) yang berkomitmen untuk memecahkan masalah energi yang dihadapi bangsa ini. Karena dalam memasok gas bagi Pembangkit Bali ini, tidak hanya terbatas pada jual beli LNG, tetapi juga pemanfaatan fasilitas Mid-Stream. Mulai dari pengangkutan LNG, terminal penyimpanan LNG, regasifikasi LNG serta penyaluran gas hasil regasifikasi melalui pipa ke plant gate pembangkit listrik milik Indonesia Power. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pertagas Niaga pasok LNG untuk listrik Bali
JAKARTA. Dalam rangka menjamin ketersediaan gas untuk pembangkit listrik di Pesanggrahan Bali, PT Pertagas Niaga komitmen untuk memasok Liquefed Natural Gas (LNG) sebesar 3,36 juta ton terhitung tahun 2019 hingga tahun 2035. LNG yang dipasok untuk pembangkit tersebut berasal dari berbagi sumber dan akan diregasifikasi di Land Storage Regasification Unit (LSRU) di Pelabuhan Benoa, Bali. Kepastian pasokan gas untuk pembangkit listrik di Bali bisa dicapai setelah penandatangan pokok-pokok perjanjian (Head of Agreement) jual beli gas antara PT Pertagas Niaga dengan PT Indonesia Power. Penandatangan perjanjian jual beli ini dilakukan oleh Direktur Utama PT Pertagas Niaga Jugi Prajugio dan Direktur Utama PT Indonesia Power Supangkat Iwan Santoso, Rabu (10/9). Untuk memasok LNG Pembangkit Listrik di Bali ini kata Jugi, Pertagas Niaga tak hanya mengandalkan pasokan dari Mahakam, tetapi juga dari sumber-sumber domestik lainnya, serta impor dari negara-negara produsen. Sementara untuk pemanfaatan fasilitas Mid-Stream, Pertagas Niaga juga menggandeng sejumlah perusahaan. Sementara untuk mengangkut LNG dari Mahakam PSC dari Bontang, Kalimantan Timur menuju LSRU di Pelabuhan Benoa, Bali, akan dilakukan oleh induk perusahaan Pertagas. "Sementara untuk menyediakan LSRU yang memiliki tangki penimbun LNG dengan kapasitas 24.000 M3 dan fasilitas regasifikasi dengan kemampuan pasokan gas sebesar 50 MMSCFD dan menyediakan pipa penyaluran khusus sepanjang 3.000 meter berdiameter 12 inch dari LSRU ke titik penyerahan Pesanggrahan Bali akan dilakukan oleh PT Perta Daya Gas," terangnya. PT Indonesia Power, adalah anak perusahan milik PLN yang menjadi operator pembangkit listrik di Pesanggrahan, Bali. Dengan adanya kepastian pasokan gas dari Pertagas Niaga tersebut, Pembangkit listrik Pesanggrahan ini akan mampu menjamin ketersediaan listrik untuk wilayah Bali dan sekitarnya. Direktur Utama Indonesia Power Supangkat Iwan Setiawan, menjelaskan kerja sama ini merupakan bentuk dari komitmen baik Indonesia Power maupun Pertagas Niaga sebagai perusahaan di bidang energi untuk bergandeng tangan mengatasi masalah energi. Apalagi kedua perusahaan ini adalah sama-sama anak perusahaan dua BUMN raksasa energi nasional. “Ini juga wujud dari sinergi BUMN di bidang energi,” tegasnya. Selain itu, kerjasama ini merupakan bukti kongkrit dari Pertagas Niaga sebagai anak perusahaan PT Pertamina Gas (Pertagas) yang berkomitmen untuk memecahkan masalah energi yang dihadapi bangsa ini. Karena dalam memasok gas bagi Pembangkit Bali ini, tidak hanya terbatas pada jual beli LNG, tetapi juga pemanfaatan fasilitas Mid-Stream. Mulai dari pengangkutan LNG, terminal penyimpanan LNG, regasifikasi LNG serta penyaluran gas hasil regasifikasi melalui pipa ke plant gate pembangkit listrik milik Indonesia Power. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News