MEDAN. Lantaran harga minyak global turun, PT Pertamina Gas (Pertagas), lewat anak usahanya, PT Pertamina Niaga, menurunkan harga gas dari Terminal Regasifikasi Arun untuk Kawasan Industri medan dan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei. Direktur Utama PT Pertagas Niaga Jugi Prajugio menyatakan, ketika harga minyak dunia berada pada level di atas US$ 100 per barel dan harga solar industri berada pada kisaran US$ 30 sampai US$ 31 per mmbtu setara gas, perusahaannya menetapkan harga gas ke Kawasan Industri Medan sekitar US$ 19 per mmbtu sampai US$ 20 per mmbtu. Dengan disparitas harga solar dan gas saat itu yang cukup tinggi, kata dia, pihaknya yakin banyak pelaku usaha yang akan beralih ke LNG tanpa pipa. Nah, untuk itu, karena harga minyak dunia sekarang berkisar US$ 60 per barel sampai US$ 65 per barel, disusul harga solar industri yang turun drastis pada kisaran US$ 16 sampai US$ 17 per mmbtu setara gas, maka Pertagas Niaga merasa perlu melakukan penyesuaian harga.
Pertagas Niaga turunkan harga gas
MEDAN. Lantaran harga minyak global turun, PT Pertamina Gas (Pertagas), lewat anak usahanya, PT Pertamina Niaga, menurunkan harga gas dari Terminal Regasifikasi Arun untuk Kawasan Industri medan dan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei. Direktur Utama PT Pertagas Niaga Jugi Prajugio menyatakan, ketika harga minyak dunia berada pada level di atas US$ 100 per barel dan harga solar industri berada pada kisaran US$ 30 sampai US$ 31 per mmbtu setara gas, perusahaannya menetapkan harga gas ke Kawasan Industri Medan sekitar US$ 19 per mmbtu sampai US$ 20 per mmbtu. Dengan disparitas harga solar dan gas saat itu yang cukup tinggi, kata dia, pihaknya yakin banyak pelaku usaha yang akan beralih ke LNG tanpa pipa. Nah, untuk itu, karena harga minyak dunia sekarang berkisar US$ 60 per barel sampai US$ 65 per barel, disusul harga solar industri yang turun drastis pada kisaran US$ 16 sampai US$ 17 per mmbtu setara gas, maka Pertagas Niaga merasa perlu melakukan penyesuaian harga.