Pertahankan NPL, BRI incar laba tumbuh 6% di 2016



JAKARTA. Predikat bank dengan laba terbesar tak membuat Bank Rakyat Indonesia (BRI) berani memasang target tinggi di tahun depan. Di sepanjang tahun 2016, BRI hanya mematok pertumbuhan laba bersih sebesar 6% menjadi Rp 26,1 triliun dari proyeksi akhir tahun ini sebesar Rp 24,5 triliun.

Meski mematok laba tumbuh single digit, target tahun 2016 lebih percaya diri ketimbang pencapaian tahun ini. Per Juni 2015, laba BRI tumbuh stagnan sebesar 1,16% menjadi Rp 11,86 triliun secara tahunan. Yang pasti, target BRI pada tahun 2016 lebih rendah dibandingkan pertumbuhan laba bersih 2014 yang mencapai 14,4%. Tapi, target BRI lebih tinggi ketimbang Bank Mandiri yang mematok pertumbuhan laba 3%-5% di tahun 2016.

Sementara, margin bunga bersih (NIM) ditargetkan membaik ke level 8,09% di tahun depan dari posisi 7,88% per Juni tahun ini. "Di tengah perlambatan ekonomi tahun 2015, BRI mencatat kinerja yang positif dan akan terus tumbuh sampai dengan akhir tahun 2016," ujar Direktur Utama BRI Asmawi Syam Asmawi, Selasa malam (8/9).


Demi mencapai target, BRI menjaga rasio kredit bermasalah atawa non performing loan (NPL) tahun 2016 di level 2,5% atau sama dengan target NPL pada akhir tahun 2015. Per Juni 2015, NPL BRI bertengger di level 2,33%.

Jurus lain, memacu pertumbuhan kredit sebesar 14,6% menjadi Rp 634,9 triliun di sepanjang tahun  2016. Target ini mengacu asumsi  BRI yang menargetkan penyaluran kredit pada akhir tahun 2015 mencapai Rp 553,9 triliun. Per Juni 2015, kredit BRI hanya tumbuh 9,7% menjadi Rp 503,6 triliun.

BRI juga berupaya menggemukkan aset di tengah kelesuan ekonomi. Bank spesialis kredit mikro ini mengincar pertumbuhan aset sebesar 16,3% menjadi Rp 948,9 triliun pada akhir tahun 2016 mendatang dari proyeksi aset mencapai Rp 815,9 triliun pada pengujung tahun ini.

Di pos lain, BRI menargetkan dana simpanan tembus Rp 713,3 triliun, naik 24,4% dari posisi Rp 573,1 triliun per Juni 2015. Dus, rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) mencapai level 89% pada akhir tahun 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan