Pertahankan posisi sebagai destinasi wisata halal, berikut strategi pemerintah



KONTAN.CO.ID - BANDUNG. Pemerintah akan melakukan berbagai cara untuk mempertahankan posisi Indonesia sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia versi Global Muslim Travel Index (GMTI). Pemerintah juga akan terus mendorong industri halal untuk mengukuhkan posisi sebagai destinasi wisata halal terbaik. 

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah akan melakukan berbagai cara untuk mempertahankan posisi ini. 

Di antaranya dengan mendorong sertifikasi halal, meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, memastikan infrastruktur, dukungan teknologi informasi dan regulasi yang bertaraf internasional, membangun jaringan platform, memperkuat integrasi paket wisata, meningkatkan kesadaran dan kecintaan terhadap produk halal, melindungi hak cipta, dan menginisiasi inovasi produk berorientasi ekspor agar mendapat pengakuan internasional terhadap konten lokal keislaman Indonesia.


“Promosi gaya hidup halal adalah sebuah keharusan untuk mendorong industri halal menjadi salah satu penggerak utama gerakan arus baru ekonomi syariah. Masa depan gaya hidup halal di kalangan milenial Indonesia terdapat paling tidak pada sektor perjalanan dan wisata halal, sektor busana muslim, serta sektor media dan rekreasi. Secara agregat, pengeluaran terhadap sektor ekonomi syariah di Indonesia pada 2017 adalah sebesar US$ 218,8 miliar,” jelas Bambang dalam keterangan resminya Jumat (26/4).

Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar, Indonesia memiliki konsumen produk halal terbesar di pasar internasional. Untuk mendukung pengembangan ekonomi syariah dan mendorong optimalisasi produk halal buatan sendiri melalui industri halal, Indonesia akan memaksimalkan kearifan lokal dalam menangkap peluang global. 

Target ekonomi syariah pada tataran domestik mencakup peningkatan skala usaha, kemandirian, dan kesejahteraan, sementara pada tataran internasional, Indonesia akan menetapkan target berupa peningkatan peringkat Global Islamic Economy Indicator (GIEI).

Data The State of the Global Islamic Economy Report 2018-2019 menunjukkan besaran pengeluaran makanan dan gaya hidup halal dunia di 2017 mencapai US$ 2,1 triliun dan diperkirakan akan terus tumbuh mencapai US$ 3 triliun di 2023. 

Faktor utama pertumbuhan tersebut adalah peningkatan jumlah penduduk muslim dunia yang mencapai 1,84 miliar jiwa di 2017 dan akan terus meningkat hingga 27,5% dari total populasi dunia di 2023. Peningkatan ini berdampak pada permintaan produk dan jasa halal yang terdiri dari makanan halal, pariwisata halal, fesyen muslim, rekreasi dan halal travel, serta farmasi dan kosmetik halal. 

Saat ini, bagi sebagian besar kaum muslim milenial, mengonsumsi produk halal bukan sekadar sebuah kewajiban agama, melainkan sudah menjadi sebuah gaya hidup kekinian. Apalagi, gaya hidup tersebut banyak dipopulerkan kalangan influencer melalui kampanye hijrah.

“Promosi gaya hidup halal adalah sebuah keharusan untuk mendorong industri halal menjadi salah satu penggerak utama gerakan arus baru ekonomi syariah. Masa depan gaya hidup halal di kalangan milenial Indonesia terdapat paling tidak pada sektor perjalanan dan wisata halal, sektor busana muslim, serta sektor media dan rekreasi. Secara agregat, pengeluaran terhadap sektor ekonomi syariah di Indonesia pada 2017 adalah sebesar US$ 218,8 miliar,” jelas Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi