JAKARTA. PT Asuransi Sinar Mas atau ASM berencana untuk menggenjot pemasukan premi dengan memperluas kerja sama bisnis mereka. Hal ini dilakukan untuk menyiasati industri asuransi kerugian yang loyo di paruh pertama 2015 ini. Dumasi MM Samosir, Direktur ASM mengatakan, di paruh kedua ini, pihaknya akan makin gencar untuk melakukan cross selling untuk meningkatkan penjualan. Diantaranya dengan mendorong tim marketing yang biasanya hanya fokus memasarkan satu jenis asuransi ke klien, untuk menawarkan produk mereka yang lain. Selain itu, mereka akan lebih banyak melakukan kerja sama dengan multifinance untuk menggenjot asuransi kendaraan bermotor. Dia menilai dari perusahaan pembiayaan yang ada saat ini, masih terbuka peluang bagi mereka untuk menambah rekanan. "Saat ini kita baru kerja sama dengan sekitar 100 perusahaan leasing, sehingga peluangnya masih besar," kata dia belum lama ini. Tak cuma jumlah rekanan yang ditambah, namun juga pangsa pasar mereka di mitra multifinance pun akan terus mereka tingkatkan. Langkah ini sendiri disebutnya sudah mereka lakukan sejak paruh pertama tahun ini dengan hasil yang cukup memuaskan. "Meski pasar otomotif lesu namun premi asuransi mobil kita masih bisa naik 14% secara year on year menjadi Rp 465 miliar," lanjutnya. Sepanjang semester pertama tahun ini ASM sendiri berhasil mengantongi premi sebesar Rp 2,99 triliun atau naik 3% dibanding periode yang sama tahun lalu. Asuransi marine hull menjadi lini bisnis dengan pertumbuhan tertinggi yakni mencapai 74% menjadi Rp 36 miliar. Sementara penurunan terbesar terjadi di lini bisnis asuransi cargo yang hanya mencapai Rp 138 miliar atau melorot 25%. Penurunan ini sejalan dengan berkurangnya pengiriman kargo akibat perlambatan ekonomi baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan upaya ini, dia bilang perseroan masih mempertahankan target premi mereka sebesar Rp 5,1 triliun tahun ini.
Pertahankan target, ASM genjot cross selling
JAKARTA. PT Asuransi Sinar Mas atau ASM berencana untuk menggenjot pemasukan premi dengan memperluas kerja sama bisnis mereka. Hal ini dilakukan untuk menyiasati industri asuransi kerugian yang loyo di paruh pertama 2015 ini. Dumasi MM Samosir, Direktur ASM mengatakan, di paruh kedua ini, pihaknya akan makin gencar untuk melakukan cross selling untuk meningkatkan penjualan. Diantaranya dengan mendorong tim marketing yang biasanya hanya fokus memasarkan satu jenis asuransi ke klien, untuk menawarkan produk mereka yang lain. Selain itu, mereka akan lebih banyak melakukan kerja sama dengan multifinance untuk menggenjot asuransi kendaraan bermotor. Dia menilai dari perusahaan pembiayaan yang ada saat ini, masih terbuka peluang bagi mereka untuk menambah rekanan. "Saat ini kita baru kerja sama dengan sekitar 100 perusahaan leasing, sehingga peluangnya masih besar," kata dia belum lama ini. Tak cuma jumlah rekanan yang ditambah, namun juga pangsa pasar mereka di mitra multifinance pun akan terus mereka tingkatkan. Langkah ini sendiri disebutnya sudah mereka lakukan sejak paruh pertama tahun ini dengan hasil yang cukup memuaskan. "Meski pasar otomotif lesu namun premi asuransi mobil kita masih bisa naik 14% secara year on year menjadi Rp 465 miliar," lanjutnya. Sepanjang semester pertama tahun ini ASM sendiri berhasil mengantongi premi sebesar Rp 2,99 triliun atau naik 3% dibanding periode yang sama tahun lalu. Asuransi marine hull menjadi lini bisnis dengan pertumbuhan tertinggi yakni mencapai 74% menjadi Rp 36 miliar. Sementara penurunan terbesar terjadi di lini bisnis asuransi cargo yang hanya mencapai Rp 138 miliar atau melorot 25%. Penurunan ini sejalan dengan berkurangnya pengiriman kargo akibat perlambatan ekonomi baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan upaya ini, dia bilang perseroan masih mempertahankan target premi mereka sebesar Rp 5,1 triliun tahun ini.