JAKARTA. Rencana Pertamina untuk meluncurkan Pertalite mendapat sambutan positif masyarakat otomotif Indonesia. Pengamat otomotif Bebin Djuana menegaskan, Pertalite tidak hanya memiliki oktan yang lebih tinggi ketimbang Premium, yakni RON 90-91, namun juga sudah ditambah zat aditif untuk membersihkan mesin. “Kalau tidak bisa disebut sempurna, Pertalite sudah mumpuni sebagai bahan bakar,” katanya, Jumat (8/5). Untuk itu Bebin berharap, Pertamina segera meluncurkan Pertalite sesuai rencana, yakni Mei 2015. Sebab, dengan kondisi demikian, Pertalite bisa menjadi bahan bakar alternatif berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau. Menurut mantan praktisi industri otomotif itu, selama ini penambahan zat aditif hanya diberikan kepada Pertamax, sedangkan Premium tidak. Hal itu yang menurut Bebin menjadi penyebab banyaknya keluhan masyarakat jika mempergunakan Premium. Misalnya saja, tidak ada tenaga, adanya kotoran di ruang bakar, konsumsi bahan bakar menjadi boros, dan sebagainya. Dan, muara dari semua itu, adalah kondisi mesin yang menjadi tidak awet dan cepat rusak.
Pertalite dari Pertamina dianggap mumpuni
JAKARTA. Rencana Pertamina untuk meluncurkan Pertalite mendapat sambutan positif masyarakat otomotif Indonesia. Pengamat otomotif Bebin Djuana menegaskan, Pertalite tidak hanya memiliki oktan yang lebih tinggi ketimbang Premium, yakni RON 90-91, namun juga sudah ditambah zat aditif untuk membersihkan mesin. “Kalau tidak bisa disebut sempurna, Pertalite sudah mumpuni sebagai bahan bakar,” katanya, Jumat (8/5). Untuk itu Bebin berharap, Pertamina segera meluncurkan Pertalite sesuai rencana, yakni Mei 2015. Sebab, dengan kondisi demikian, Pertalite bisa menjadi bahan bakar alternatif berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau. Menurut mantan praktisi industri otomotif itu, selama ini penambahan zat aditif hanya diberikan kepada Pertamax, sedangkan Premium tidak. Hal itu yang menurut Bebin menjadi penyebab banyaknya keluhan masyarakat jika mempergunakan Premium. Misalnya saja, tidak ada tenaga, adanya kotoran di ruang bakar, konsumsi bahan bakar menjadi boros, dan sebagainya. Dan, muara dari semua itu, adalah kondisi mesin yang menjadi tidak awet dan cepat rusak.