JAKARTA. Rencana PT Pertamina (Persero) meluncurkan produk bahan bakar minyak (BBM) baru Pertalite dan menggantikan posisi Premium dipastikan akan mengganggu pasar mobil nasional. Pasalnya, di saat daya beli melemah karena makro ekonomi, bisa diperparah dengan harga Pertalite yang lebih mahal ketimbang Premium dengan kompensasi kadar oktan lebih baik. Pertalite dikabarkan memiliki kandungan oktan 90 atau di antara kualitas Premium dan Pertamax. Sedangkan, Muhammad Iskandar, VP Fuel Retail Pertamina menyatakan harga Pertalite dipasarkan dengan rentang Rp 8.000-8.300 per liter, lebih mahal dari posisi Premium saat ini, Rp 7.400 per liter. "Pasti ada pengaruhnya nanti, tapi biasanya sifatnya sementara. Seperti kenaikan BBM sebelum-sebelumnya, biasanya pasar akan menyesuaikan dalam tiga bulan," jelas Imam Choeru Cahya, Kepala Departemen Pemasaran Kendaraan Penumpang dan Kendaraan Komersial Ringan Divisi Mitubishi Motors Corporation KTB di Jakarta Timur, Sabtu (18/4).
Pertalite dinilai akan goyang pasar mobil nasional
JAKARTA. Rencana PT Pertamina (Persero) meluncurkan produk bahan bakar minyak (BBM) baru Pertalite dan menggantikan posisi Premium dipastikan akan mengganggu pasar mobil nasional. Pasalnya, di saat daya beli melemah karena makro ekonomi, bisa diperparah dengan harga Pertalite yang lebih mahal ketimbang Premium dengan kompensasi kadar oktan lebih baik. Pertalite dikabarkan memiliki kandungan oktan 90 atau di antara kualitas Premium dan Pertamax. Sedangkan, Muhammad Iskandar, VP Fuel Retail Pertamina menyatakan harga Pertalite dipasarkan dengan rentang Rp 8.000-8.300 per liter, lebih mahal dari posisi Premium saat ini, Rp 7.400 per liter. "Pasti ada pengaruhnya nanti, tapi biasanya sifatnya sementara. Seperti kenaikan BBM sebelum-sebelumnya, biasanya pasar akan menyesuaikan dalam tiga bulan," jelas Imam Choeru Cahya, Kepala Departemen Pemasaran Kendaraan Penumpang dan Kendaraan Komersial Ringan Divisi Mitubishi Motors Corporation KTB di Jakarta Timur, Sabtu (18/4).