Pertama kali, Burma berpesta pergantian tahun



JAKARTA. Momen tahun baru dirayakan secara meriah di berbagai negara di dunia. Perayaan pergantian tahun dengan ledakan kembang api di langit sudah menjadi ritual bagi masyarakat belahan dunia di manapun. Begitu pula dengan negara Burma atau yang biasa kita sebut dengan Myanmar.

Salah satu negara kawasan Asia Tenggara ini untuk pertama kali merayakan penghitungan detik-detik menjelang pergantian tahun 2012 ke tahun 2013 dengan meriah.  Bahkan bisa dibilang, pesta perayaan tahun baru secara gratis ini dihadiri sekitar 90.000 orang di lapangan besar Yangon (Rangoon's Myoma Parade Ground). Jumlah ini melebihi perkiraan yang hanya 50.000 orang. Tak ayal, pesta pergantian tahun tadi malam merupakan even hiburan publik terbesar di Myanmar usai konser penyanyi asal Amerika Jason Mraz pertengahan Desember 2012 silam.

Selama ini, warga Myanmar hanya merayakan tahun baru secara pribadi atau di hotel-hotel akibat tekanan rezim militer. Namun sejak pemerintahan reformis mengambil alih kekuasaan pada 2011 lalu, publik dianjurkan untuk keluar dan bersenang-senang. Sejak berkuasa, Presiden Myanmar Thein Sein telah membebaskan ratusan tahanan politik, menghapuskan sensor media dan mengijinkan protes publik sebagai bagian transisi demokrasi. "Masyarakat merasa tak aman secara psikis, namun sebuah perayaan publik akan membuat mereka lebih ringan dan meredakan ketegangan," ujar Ko Ko Hlaing, penasehat kepresidenan Myanmar.


Tak tanggung-tanggung, Forever Media Group dan Index Creative Village, penyelenggara acara dari Thailand yang menangani perhelatan ini, menghabiskan biaya US$ 1 juta. Modal ini diharapkan akan kembali dari pemasangan iklan oleh perusahaan-perusahaan yang sedang berkembang di negara ini.

Editor: Umar Idris