Pertama kali, Internasional PostgreSQL Asia digelar di Bali



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. “Saat bisnis bertemu Hacker” merupakan tema dari PGConf.ASIA 2019, perhelatan tingkat dunia yang menyuguhkan pemaparan tentang seluruh aspek PostgreSQL ini akan digelar di Bali mulai 9 hingga 12 September 2019 mendatang. Konferensi tingkat dunia yang untuk pertama kalinya digelar di Indonesia tersebut akan membahas tentang beragam solusi bisnis terkait finansial dengan menggunakan PostgreSQL. PGConf.SIA 2019 merupakan ajang tahunan konferensi internasional di Asia, yang hampir setiap tahun diselenggarakan di Tokyo, Jepang.

Komunitas PostgreSQL tersebut akan mempertemukan para pengguna, pengembang, dan para ahli, memaparkan implementasi bisnis, terobosan, peningkatan efisiensi, sekuriti, professional support, studi kasus, kisah sukses, fitur baru, dan best practice dari PostgreSQL database Open Source. PGConf.ASIA 2019 akan menghadirkan para pembicara dari seluruh dunia untuk saling berbagi pengalaman kepada para peserta konferensi. Beberapa diantara yang telah menyatakan kesediaannya untuk menghadiri PGConf.ASIA 2019 adalah Bruce Momjian yang merupakan Core Developer dari PGDG; Hitoshi HEMMI, PhD dari NTT Japan; Kim Sangwook, Ph.D; Kohei KaiGai pencipta komputasi GPU untuk PostgreSQL (PG-Storm); Amit Langote dari NTT Japan; Julien Rouhaud dari VMWare; Taiki Kondo dari NEC Japan; Gilles Darold dari LzLabs France; Arul Shaji dari Atlassian, dan beberapa pembicara lainnya.       “Terselenggaranya konferensi Postgres terbesar di Asia ini merupakan bentuk kepercayaan dunia Open Source terhadap Indonesia”, kata Julyanto Sutandang, CEO Equnix Business Solutions, dalam keterangan resminya, Minggu (30/6/2019).

Bruce merupakan sosok legendaris dalam komunitas PostgreSQL dunia dan sudah memberikan konfirmasinya akan menghadiri acara bergengsi ini di Indonesia. Menurut Bruce, PostgreSQL telah menunjukkan perkembangan pengguna yang pesat di dunia termasuk di Indonesia. "PGConf.ASIA 2019 menjadi ajang penting bagi komunitas PostgreSQL untuk saling berkontribusi mendorong perkembangan PostgreSQL di masa mendatang,” jelasnya.


Ada topik menarik dari PGConf.Asia kali ini, yakni Apphosa yang membawa suatu terobosan besar dalam peningkatan kinerja. Alhasil, PostgreSQL dapat bekerja 350% sampai dengan 600% lebih cepat daripada sistem yang menggunakan hanya NVMe. Hal ini suatu terobosan yang sangat besar, kita dapat menyelamatkan anggaran lebih dari tiga kali lipat. Terobosan ini dimungkinkan dari riset sistem operasi, antrian sistem file, dan optimisasi thread dari tim Apphosa, Korea.

Adapun dipilihnya Indonesia sebagai tuan rumah perhelatan PGConf.ASIA 2019, yang biasanya digelar di Jepang, menunjukkan bahwa perkembangan serta popularitas PostgreSQL di tanah air telah mengalami pertumbuhan yang pesat. Perusahaan perbankan, telekomunikasi, ritel modern, dan instansi pemerintah telah menggunakan sistem database PostgreSQL.

Di tingkat global, selama dua tahun berturut-turut, PostgreSQL berhasil mempertahankan posisi puncak sebagai database dengan pertumbuhan tercepat di dunia menurut DB-Engines. Di sisi popularitas, DB-Engines melaporkan bahwa database open source mengalami peningkatan popularitas setiap tahunnya sejak 2013 dan telah menggerus pangsa pasar database komersial.

Meski database komersial masih memimpin pasar, tapi database open source menunjukkan tren penguatan untuk menjadi mayoritas dalam tampo 12 hingga 18 bulan mendatang. “Masyarakat bisnis Indonesia telah siap mengadopsi PostgreSQL dengan lebih mendalam. Indonesia membutuhkan open source untuk memperkuat perekonomian, menghemat biaya, dan menjamin integritas data serta keamanan. Perlu adanya dukungan semua pihak terutama kalangan enterprise dan pemerintah,” sebut Julyanto.

Perhelatan PGConf.ASIA 2019 telah mendapatkan dukungan dari sejumlah sponsor, di antaranya adalah lima perusahaan besar, yang menunjukkan kemajuan dukungan positif terhadap PostgreSQL di tanah air. Dengan demikian, para peserta konferensi hadir secara independen tanpa aliansi industri, sehingga mampu menyuguhkan pandangan yang realistis. Sedangkan terselenggaranya PGConf.ASIA 2019 juga berkontribusi terhadap industri meeting, incentive, convention, & exhibition (MICE) yang merupakan salah satu sektor pariwisata dan menjadi fokus pemerintah melalui kementerian pariwisata.

Menurut data International Congress & Convention Association (ICCA) 2018, peserta atau wisatawan MICE memiliki kemampuan berbelanja sekitar 7 kali lipat dari kemampuan wisatawan biasa.  Dengan demikian, perlu dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah agar perhelatan internasional ini bisa terselenggara dengan baik dan sukses demi kemajuan perkembangan PostgreSQL di Indonesia. “Kemajuan perkembangan PostgreSQL tidak hanya bergantung kepada komunitas tetapi juga adanya dukungan dari semua pihak untuk membangun ekosistem bisnis,” tukas Julyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dadan M. Ramdan