Pertama kali sejak 2007 penerimaan cukai meleset



JAKARTA. Penerimaan negara tahun ini seret. Bukan hanya pajak yang tidak mencapai target, penerimaan bea cukai juga jauh panggang daripada api.

Dirjen Bea Cukai Agung Kuswandono mengatakan, penerimaan bea cukai hingga akhir tahun tidak akan mencapai target. Hingga akhir tahun penerimaan diperkirakan hanya 92% dari target penerimaan bea cukai tahun ini dalam APBN-P 2014 yang mencapai Rp 173,7 triliun.

Padahal selama beberapa tahun terakhir penerimaan bea cukai selalu melampaui target. Misalnya, pada tahun 2013 penerimaan bea cukai berhasil mencapai Rp 155,9 triliun atau 101,8% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-p) 2013 yang sebesar Rp 153,2 triliun.


Agung menjelaskan, salah satu penyebab target bea cukai tidak mencapai target pada tahun ini karena realisasi penerimaan bea keluar yang sangat rendah. Untuk pos bea keluar ditargetkan penerimaan sebesar Rp 20,6 triliun. Bea cukai memperkirakan penerimaan bea keluar hingga akhir tahun hanya 57%. Artinya, setoran bea keluar hanya Rp 11,74 triliun dari target Rp 20,6 triliun.

Dirinya mengakui penerimaan bea keluar yang merosot ini sebagai akibat harga crude palm oil (CPO) yang anjlok dan ekspor bea keluar mineral yang dilarang. Menurut Agung, harga CPO saat ini US$ 750 per metrik ton. Nah, harga CPO pada level tersebut tidak dikenakan tarif bea keluar alias 0%.

Sementara itu dari sisi bea keluar mineral, Ditjen Bea Cukai menghitung pemasukan hanya Rp 1,5 triliun dari target Rp 5,5 triliun. "Sejak tahun 2007 kita selalu tercapai. Baru tahun ini tidak tercapai," ujar Agung, Selasa (2/12).

Dari sisi penerimaan cukai sendiri, Agung mengakui masih terus dikejar mendekati target yang sebesar Rp 117,45 triliun. Outlook penerimaan cukai hingga akhir tahun adalah Rp 115,56 triliun atau 98,39% dari target.

Produksi hasil tembakau pada tahun 2014 diperkirakan hanya meningkat 1,2% dari 341,9 miliar batang pada tahun 2013 menjadi 346 miliar batang pada tahun 2014. Kenaikan tarif cukai pun baru dilakukan pada tahun 2015 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa