BEIJING. China memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan untuk kali pertama sejak 2008 lalu. Tidak hanya itu, bank sentral Negeri Panda itu juga melonggarkan kontrol terhadap suku bunga pinjaman dan deposito. Berdasarkan pernyataan resmi dari People's Bank of China, kemarin (8/7), suku bunga pinjaman satu tahun turun 0,25 basis poin menjadi 6,31%. Sedangkan tingkat bunga deposito satu tahun juga turun dengan jumlah yang sama menjadi 3,25%. Langkah ini memberikan sinyal bahwa perekonomian China mencatatkan pelemahan lebih besar dari yang diantisipasi pemerintah. Nah, pemerintah China mengikuti langkah yang diambil pemimpin global mulai dari Australia dan Brazil, yang memangkas suku bunga dalam delapan hari terakhir. "Akan ada lingkaran penurunan suku bunga di sejumlah negara. Setidaknya, bakal ada satu kali lagi penurunan suku bunga pada tahun ini. Data yang akan dirilis pekan ini akan menunjukkan pelemahan secara signifikan dan tingkat inflasi menurun tajam," jelas Shen Jianguang, ekonom Mizuho Securities Asia Ltd di Hong Kong.
Pertama sejak 2008, China pangkas suku bunga
BEIJING. China memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan untuk kali pertama sejak 2008 lalu. Tidak hanya itu, bank sentral Negeri Panda itu juga melonggarkan kontrol terhadap suku bunga pinjaman dan deposito. Berdasarkan pernyataan resmi dari People's Bank of China, kemarin (8/7), suku bunga pinjaman satu tahun turun 0,25 basis poin menjadi 6,31%. Sedangkan tingkat bunga deposito satu tahun juga turun dengan jumlah yang sama menjadi 3,25%. Langkah ini memberikan sinyal bahwa perekonomian China mencatatkan pelemahan lebih besar dari yang diantisipasi pemerintah. Nah, pemerintah China mengikuti langkah yang diambil pemimpin global mulai dari Australia dan Brazil, yang memangkas suku bunga dalam delapan hari terakhir. "Akan ada lingkaran penurunan suku bunga di sejumlah negara. Setidaknya, bakal ada satu kali lagi penurunan suku bunga pada tahun ini. Data yang akan dirilis pekan ini akan menunjukkan pelemahan secara signifikan dan tingkat inflasi menurun tajam," jelas Shen Jianguang, ekonom Mizuho Securities Asia Ltd di Hong Kong.