JAKARTA. Deflasi masih berpeluang besar terjadi bulan ini. Namun, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengungkapkan, deflasi ini terancam kenaikan harga dua komoditas.Pertama, inflasi yang bersumber dari emas perhiasan. Catatan saja, April lalu emas perhiasan yang masuk dalam kelompok sandang menyumbang inflasi sebesar 0,05%. Sedangkan secara keseluruhan kelompok sandang pada bulan April 2011 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,06 persen.Kedua, kenaikan harga pertamax. "Tapi hanya gangguan sedikit pada inflasi," imbuh Rusman, Kamis (19/5).Dia memberi contoh, jika bobot inflasi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 3%, maka bobot pertamax hanya sebesar 5% saja sedangkan premium mencapai 95%. Namun, katanya, pengaruh kenaikan pertamax hanya terjadi di Jakarta saja.Tapi, bagi daerah-daerah lain belum tentu mengalami situasi serupa karena cukup banyak stasiun pengisian bahan bakar umum yang hanya menyediakan premium. "Jadi, kalau ditanya bagaimana dampak pertamax terhadap inflasi memang ada, cuma tidak menarik untuk diperhitungkan dalam perhitungan inflasi karena memang terlalu kecil," katanya.Sebagai informasi, berdasarkan hasil pemantauan BPS di 66 kota pada bulan April 2011 terjadi deflasi 0,31% atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 126,05 pada bulan Maret 2011 menjadi 125,66 pada bulan April 2011. Kelompok komoditi yang memberikan sumbangan deflasi pada bulan April 2011 adalah bahan makanan sebesar 0,48%.Rusman mengatakan, harga bahan pokok yang masih stabil masih menjadi penyumbang deflasi pada bulan Mei. Apalagi, harga bahan pangan seperti cabai merah dan cabai rawit mengalami penurunan sekitar Rp10.000/Kg. Selain itu, harga beras juga stabil selama masa panen raya yang masih bergulir saat ini.Bukan itu saja, keputusan pemerintah untuk menunda berlakunya shock policy seperti menaikan harga BBM subsidi maupun tarif dasar listrik (TDL) turut menjaga peluang terjadinya deflasi. "Jadi bulan ini masih cool, untuk inflasi masih jinak, kalaupun apes-apesnya ada inflasi bilangannya kecil," kata Rusman.Dia menambahkan, pemerintah juga mesti mewaspadai gelombang inflasi yang biasanya muncul selama liburan sekolah, tahun ajaran baru, serta menjelang dan selama hari raya besar seperti Idul Fitri dan Natal. Upaya ini sejalan dengan keinginan pemerintah untuk menjaga laju inflasi tidak melampaui target 5,3% dalam APBN 2011. Cuma, menurut Rusman target itu bisa tercapai selama pemerintah tidak menaikan harga BBM subsidi dan TDL.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pertamax dan emas perhiasan memicu inflasi bulan ini
JAKARTA. Deflasi masih berpeluang besar terjadi bulan ini. Namun, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengungkapkan, deflasi ini terancam kenaikan harga dua komoditas.Pertama, inflasi yang bersumber dari emas perhiasan. Catatan saja, April lalu emas perhiasan yang masuk dalam kelompok sandang menyumbang inflasi sebesar 0,05%. Sedangkan secara keseluruhan kelompok sandang pada bulan April 2011 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,06 persen.Kedua, kenaikan harga pertamax. "Tapi hanya gangguan sedikit pada inflasi," imbuh Rusman, Kamis (19/5).Dia memberi contoh, jika bobot inflasi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 3%, maka bobot pertamax hanya sebesar 5% saja sedangkan premium mencapai 95%. Namun, katanya, pengaruh kenaikan pertamax hanya terjadi di Jakarta saja.Tapi, bagi daerah-daerah lain belum tentu mengalami situasi serupa karena cukup banyak stasiun pengisian bahan bakar umum yang hanya menyediakan premium. "Jadi, kalau ditanya bagaimana dampak pertamax terhadap inflasi memang ada, cuma tidak menarik untuk diperhitungkan dalam perhitungan inflasi karena memang terlalu kecil," katanya.Sebagai informasi, berdasarkan hasil pemantauan BPS di 66 kota pada bulan April 2011 terjadi deflasi 0,31% atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 126,05 pada bulan Maret 2011 menjadi 125,66 pada bulan April 2011. Kelompok komoditi yang memberikan sumbangan deflasi pada bulan April 2011 adalah bahan makanan sebesar 0,48%.Rusman mengatakan, harga bahan pokok yang masih stabil masih menjadi penyumbang deflasi pada bulan Mei. Apalagi, harga bahan pangan seperti cabai merah dan cabai rawit mengalami penurunan sekitar Rp10.000/Kg. Selain itu, harga beras juga stabil selama masa panen raya yang masih bergulir saat ini.Bukan itu saja, keputusan pemerintah untuk menunda berlakunya shock policy seperti menaikan harga BBM subsidi maupun tarif dasar listrik (TDL) turut menjaga peluang terjadinya deflasi. "Jadi bulan ini masih cool, untuk inflasi masih jinak, kalaupun apes-apesnya ada inflasi bilangannya kecil," kata Rusman.Dia menambahkan, pemerintah juga mesti mewaspadai gelombang inflasi yang biasanya muncul selama liburan sekolah, tahun ajaran baru, serta menjelang dan selama hari raya besar seperti Idul Fitri dan Natal. Upaya ini sejalan dengan keinginan pemerintah untuk menjaga laju inflasi tidak melampaui target 5,3% dalam APBN 2011. Cuma, menurut Rusman target itu bisa tercapai selama pemerintah tidak menaikan harga BBM subsidi dan TDL.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News