JAKARTA. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis premium dan penurunan harga BBM non subsidi membuat banyak masyarakat beralih. Menurut Menteri energi dan sumberdaya mineral (ESDM) Sudirman Said, perbedaan atau gap antara harga pertamax dan premium yang kini tinggal Rp 1.450 per liter membuat masyarakat lebih senang menggunakan pertamax. Seperti diketahun harga premium telah naik Rp 2.000 per liter menjadi Rp 8.500 per liter. Sementara harga pertamax kini hanya sebesar Rp 9.950 per liter dari sebelumnya Rp 11.500 per liter. "Orang yang susah dapat premium bergeser ke pertamax," ujar Sudirman, Rabu (3/12) di Istana Negara Jakarta. Dengan beralihnya sebagian pengguna premium ini, maka kelebihan kuota BBM bersubsidi diperkirakan bakal berkurang dari perkiraan semula. Sebelumnya pemerintah memperkirakan konsumsi BBM bersubsidi bisa lebih 1,6 juta kilo liter dari jatah kuota 46 juta kilo liter.
Pertamax laris, kuota BBM subsidi bisa mengempis
JAKARTA. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis premium dan penurunan harga BBM non subsidi membuat banyak masyarakat beralih. Menurut Menteri energi dan sumberdaya mineral (ESDM) Sudirman Said, perbedaan atau gap antara harga pertamax dan premium yang kini tinggal Rp 1.450 per liter membuat masyarakat lebih senang menggunakan pertamax. Seperti diketahun harga premium telah naik Rp 2.000 per liter menjadi Rp 8.500 per liter. Sementara harga pertamax kini hanya sebesar Rp 9.950 per liter dari sebelumnya Rp 11.500 per liter. "Orang yang susah dapat premium bergeser ke pertamax," ujar Sudirman, Rabu (3/12) di Istana Negara Jakarta. Dengan beralihnya sebagian pengguna premium ini, maka kelebihan kuota BBM bersubsidi diperkirakan bakal berkurang dari perkiraan semula. Sebelumnya pemerintah memperkirakan konsumsi BBM bersubsidi bisa lebih 1,6 juta kilo liter dari jatah kuota 46 juta kilo liter.