Pertamedika bersiap hadapi gelombang kedua Covid-19



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Bina Medika (Pertamedika IHC) terus berbenah mengantisipasi gelombang kedua pandemi virus corona.

Direktur Utama Pertamedika IHC Fathema Djan Rachmat menyebutkan pihanya menyiapkan tiga pilar yakni meliputi speed, acces, dan prevention. "Karena kami mau menghadapi second wave jadi kami juga harus ancang-ancang," ujarnya dalam MarkPlus Industri Roundtable Healthcare Industry Perspective, Selasa (30/6).

Ia berujar ketiga pilar tersebut akan didukung oleh teknologi dan telemedicine. Selain itu, pihaknya juga membuat sistem logistik untuk mengetahui kebutuhan logistik, supply chain, value change, dan lainnya.

Hal tersebut lantaran, pada awal kemunculan virus corona ia mengaku terjadi kekacauan lantaran kurangnya persediaan medis sehingga harus membeli persediaan dari luar negeri. Oleh sebab itu, saat ini pihaknya akan bekerjasama dengan berbagai perusahaan untuk memastikan ketersediaan alat medis.

Selain itu, perusahaan juta terus membangun modular fase kedua ini sebanyak 300 tempat tidur di daerah Simprug.

Baca Juga: Pengambilalihan saham bersyarat menjadi tanda proses pembentukan holding RS BUMN

"Itu ancang-ancang antisipasi yang mana sudh masuk new normal dan ekonimi juga sudah kembali berjalan kami harus siap dan itu perbedaan persiapan kami di Maret dan Juli," paparnya.

Fathema menyebutkan saat ini juga membuat zoning dari 70 rumah sakit yang dikelolanya lantaran pihaknya juga harus mempersiapkan tempat tidur, ruang ICU, hingga ventilator. Terkhusus, pada ventilator sendiri tidak mudah didapatkan karena banyak negara yang membutuhkan.

Perusahaan juga juga membangun laboratorium molekuler di 19 provinsi sehingga dapat membantu masyarakat untuk mendeteksi virus corona. Hingga saat ini ia mengaku sudah 70 ribu tes yang telah dilakukan.

Dari 19 provinsi tersebut ia bilang telah memiliki 70 ribu tempat tidur untuk pasien virus corona. "Itu sebetulnya baru 30%-40% total kapasitas, kami yakin minggu depan sudah bisa menyentuh angka 100 ribu," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto