Pertamina & Aramco teken JV pada 22 Desember



JAKARTA. CEO PT Pertamina (Persero) dengan CEO perusahaan minyak asal Arab Saudi yaitu Saudi Aramco sepakat mendirikan usaha patungan alias joint venture (JV). Keduanya akan meneken kesepakatan pembentukan perusahaan patungan pada 22 Desember mendatang.

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Rachmad Hardadi membenarkan, akan ada pertemuan dua perusahaan minyak tersebut yang sedianya menyepakati pembentukan joint venture untuk pengembangan kilang di Indonesia.

"Tanggal 22 Desember akan ada kesepakatan soal joint venture dengan Saudi Aramco. Tapi belum tahu (kilang yang mana), nanti kita bicarakan. Kan Aramco pegang tiga konsesi, Cilacap, Balongan dan Dumai," kata Rachmad di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (14/12).


Asal tahu saja, Saudi Aramco memiliki hak konsesi dalam pengembangan tiga proyek kilang di Indonesia yaitu Refinery Development Master Plant (RDMP) Cilacap, Balongan, dan Dumai. Saudi Aramco menginginkan pengerjaan tiga kilang itu dilakukan secara bertahap, sedangkan pihak Pertamina menginginkan pembangunan kilang dilakukan secara paralel.

Maka dari itu yang paling siap dilanjutkan pembentukan joint venture adalah Kilang Cilacap. Itu setelah dilakukan head of agrement (HoA) pada 26 November 2017. Sementara untuk Kilang Dumai dan Kilang Balongan HoAnya sudah kedaluwarsa karena tenggat waktunya sudah melebihi setahun.

Sebelumnya, Wakil Direktur Utama Pertamina, Ahmad Bambang membeberkan, antara Saudi Aramco dan Pertamina selalu menjalin komunikasi dengan baik. Untuk kerja sama di kilang Dumai dan Balongan akan di-off dulu.

Namun tetap saja, Rachmad enggan menyebutkan hal tersebut. "Saya belum bisa mendahului keputusan CEO yang masih akan dibicarakan pada 22 Desember 2016. Jadi tunggu beberapa hari keputusannya seperti apa," terangnya.

Yang jelas, kata Hardadi, salah satu fokus pertemuan dengan CEO Saudi Aramco itu akan membahas tentang pengembangan kilang Balongan. Kilang Balongan yang biasanya mendapatkan naphta dari Kilang Balikpapan akan kekurangan asupan naphta pada tahun 2019 yakni pada saat Kilang Balikpapan selesai proses upgrading.

Untuk mengatasi hal tersebut, Hardadi menginginkan, secara paralel Pertamina mengebut pengerjaan pengembangan kilang Balongan. Sehingga saat kilang Balikpapan selesai proses upgrading, kilang Balongan juga selesai di-upgrade.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini