Pertamina bahas nasib Kilang Tuban dengan Rosfnet



KONTAN.CO.ID - Pada pekan lalu, secara mengejutkan perusahaan migas asal China, CEFC China Energy Co. membeli 14,16% saham perusahaan minyak terbesar Rusia, Rosfnet. Nilai dari pembelian saham tersebut mencapai US$ 9 miliar.

Pembelian saham tersebut disinyalir semakin mengokohkan hubungan China dan Rusia. Namun bagaimana nasib proyek Kilang Tuban yang merupakan kerjasama antara PT Pertamina dan Rosneft?

Adiatma Sardjito, VP Corporate Communication Pertamina belum mau banyak komentar mengenai kelanjutan rencana proyek Kilang Tuban pasca akusisi saham Rosneft oleh China Energy. Dia tidak menjelaskan dampak perubahan kepemilikan saham Rosneft terhadap pembangunan Kilang Tuban.


Adiatma hanya memastikan bahwa pembahasan mengenai pembangunan kilang Tuban terus berlanjut. "Masih dalam pembahasan, nanti kalau sudah ada updatenya dikabari," ujar Adiatma pada KONTAN pada Minggu (17/9).

Sejauh ini Pertamina mencacat pembangunan Kilang Tuban sudah mencapai penyelesaian tahap feasibility study. Untuk masuk ke tahap selanjutnya yaitu engineering packet, Rosneft dan Pertamina harus membentuk Joint Venture Company terlebih dahulu.

Pertamina pun tengah dalam proses pembentukan JV Co dengan share Peetamina sebesar 55% dan Rosneft sebesar 45%. Ditargetkan tahun ini JV Co sudah bisa terbentuk sehingga pembangunan Kilang Tuban bisa masuk tahapan engineering packet hingga FID dan EPC.

Secara pararel, Pertamina juga tengah membahas masalah lahan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk pembebasan lahan di Tuban. Pertamina sendiri telah melakukan penandatanganan Memorandum of understanding (Mou) penggunaan lahan milik KLHK sebesar 60 hektar di wilayah Tuban pada Januari lalu.

Di sisi lain, Pertamina juga telah bersepakat dengan Rosneft teekait masalah offtaker kilang Tuban. Rosneft akhirnya bersedia menjadi off taker kilang Tuban. Jika semuanya berjalan mulus, Pertamina pun yakin pembangunan Kilang Tuban bisa selesai pada 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia