Pertamina Bangun PLTP Karaha Bodas Tahun depan



JAKARTA. PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) akan membangun satu lagi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Karaha Bodas, Jawa Barat dengan kapasitas 1 x 30 Mega Watt (MW). Direktur Utama PGE Abadi Poernomo menjelaskan, pembangunan pembangkit tersebut akan dimulai tahun depan dan diharapkan dapat beroperasi awal 2013. "Kami sedang menyelesaikan feasibility studi nya," kata Abadi, Kamis (2/4). Dalam hitungan Abadi, kebutuhan investasi yang diperlukan untuk membangun PLTU tersebut sekitar US$ 50 juta sampai US$ 60 juta yang semuanya akan diambilkan dari internal perusahaan. Dari PLTU Karaha Bodas, anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut tidak hanya menjual uap panas bumi tetapi merupakan produk jadi berupa listrik kepada PT PLN (Persero). "Harga keekonomiannya saat ini sekitar US$ 7 sampai US$ 9 sen per kwh. Kami berharap PLN mau membeli di kisaran tersebut," tandasnya. Sampai saat ini, PGE telah memiliki PLTP berkapasitas total 272 MW dari wilayah kerja pertambangan (WKP) miliknya yang tersebar di seluruh Indonesia. Kapasitas sebesar itu berasal dari PLTP Kamojang 200 MW, PLTP Lahendong 60 MW, serta PLTP Sibayak 12 MW. Sampai 2014 nanti, PGE menargetkan dapat mengembangkan jaringan pembangkitnya sehingga bisa mencapai kapasitas total 1.092 MW dengan perkiraan investasi US$ 1 miliar. Pendanaan awal berasal dari dana talangan PT Pertamina (Persero). Selain PGE juga mengupayakan pinjaman dari perbankan luar negeri seperti JICA, World Bank dan KFW Jerman. Selain berencana membangun PLTP Karaha Bodas, PGE juga sedang melakukan eksplorasi panas bumi di WKP Ulu Belu, Bandar Lampung yang diperkirakan sebesar 2 x 55 MW, serta di WKP Lumut Balai di Muara Enim dengan kapasitas 2 x 55 MW. Perkiraan investasi di dua WKP tersebut diperkirakan sebesar US$ 220 juta sampai kedua unitnya selesai pada 2012. PGE juga akan melaksanakan ekspansi lapangan gas bumi Lahendong. "Kita akan bangun unit 4, unit 5,dan unit 6 sebesar 60 MW dengan investasi US$ 60 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie