JAKARTA. PT Pertamina (Persero) akan menggelar tender untukproyek terminal minyak mentah atau centralized crude terminal (CCT) Lawe-lawe senilai US$450 juta. Terminal ini diharapkan bisa menyimpan 25 juta barrel minyak mentah atau setara dengan 25 hari cadangan operasi kilang dalam negeri. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan pengamanan energi dalam negeri, serta memberikan fleksibilitas untuk Pertamina untuk menyerap minyak mentah domestik maupun impor. CCT Lawe lawe rencananya akan dikembangkan menjadi crude hub di Asia Tenggara. “Pembangunan CCT Lawe-lawe dengan fasilitas penerimaan dan blending bertujuan untuk meningkatkan ketahanan stok minyak mentah,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina, Mochamad Harun di Jakarta baru-baru ini. Rencana proyek tersebut sudah dikaji sejak tahun lalu, untuk mengantisipasi beberapa hal; seperti kecenderungan menurunnya produksi minyak mentah domestik, keterbatasan spesifikasi minyak mentah yang dapat diolah oleh kilang, serta tingginya biaya transportasi minyak mentah impor, serta fluktuasi harga minyak mentah dunia. “Proses lelang dan engineering, procurement and construction (EPC) akan dimulai tahun ini,” tambah Harun.
Pertamina bangun terminal minyak US$ 450 juta
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) akan menggelar tender untukproyek terminal minyak mentah atau centralized crude terminal (CCT) Lawe-lawe senilai US$450 juta. Terminal ini diharapkan bisa menyimpan 25 juta barrel minyak mentah atau setara dengan 25 hari cadangan operasi kilang dalam negeri. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan pengamanan energi dalam negeri, serta memberikan fleksibilitas untuk Pertamina untuk menyerap minyak mentah domestik maupun impor. CCT Lawe lawe rencananya akan dikembangkan menjadi crude hub di Asia Tenggara. “Pembangunan CCT Lawe-lawe dengan fasilitas penerimaan dan blending bertujuan untuk meningkatkan ketahanan stok minyak mentah,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina, Mochamad Harun di Jakarta baru-baru ini. Rencana proyek tersebut sudah dikaji sejak tahun lalu, untuk mengantisipasi beberapa hal; seperti kecenderungan menurunnya produksi minyak mentah domestik, keterbatasan spesifikasi minyak mentah yang dapat diolah oleh kilang, serta tingginya biaya transportasi minyak mentah impor, serta fluktuasi harga minyak mentah dunia. “Proses lelang dan engineering, procurement and construction (EPC) akan dimulai tahun ini,” tambah Harun.