KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lagi-lagi isu kelangkaan LPG 3 kilogram (Kg) subsidi kembali merebak. Namun PT Pertamina (Persero) langsung membantah adanya kelangkaan LPG 3 kg subsidi di sejumlah tempat. Hal tersebut ditegaskan oleh Direktur Pemasaran Retail Pertamina, Mas'ud Khamid mengatakan tidak ada kelangkaan LPG 3Kg subsidi yang terjadi. Hanya saja ada sedikit permasalahan dalam distribusi LPG antara Agen, Pangkalan, dan Pengecer. "Pangkalan ini jumlahnya 160.000. Tiap pagi dia telepon ke
call center Pertamina 1 500 000 dia melaporkan stok sisa berapa, tahan berapa hari, kemudian harga di market berapa. Kadang-kadang karena Indonesia ini luas, pengecer ini ada pas tutup, pas dia pergi, itu yang buat itu, karena pangkalan dengan pengecer jaraknya cukup lumayan," jelas Mas'ud pada Jumat (31/8).
Lebih lanjut Mas'ud menyebut Pertamina juga telah membentuk tim operasi pasar untuk merespon adanya laporan masyarakat terkait kenaikan dan jumlah stok LPG 3Kg subsidi. Tim operasi pasar ini juga bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan Kabupaten-Kabupaten di Indonesia untuk memetakan kenaikan harga dan juga stok LPG 3kg subsidi. Dengan cara ini Mas'ud bilang Pertamina bisa segera melakukan operasi pasar."Kalau trennya (harga) naik, ini kami operasi pasar. Kami operasi pasar fair, kami libatkan Kementerian perdagangan di kabupaten. Mereka yang verifikasi kosong apa tidak kosong,"ucapnya. Selain cara tersebut, Mas'ud menyebut Pertamina juga telah membentuk tim untuk mencari teknologi yang pas untuk digitalisasi LPG 3kg subsidi sama seperti digitalisasi BBM yang akan segera dijalankan Pertamina bersama Telkom Indonesia. Diharapkan dengan teknologi yang tepat dalam digitalisasi penyaluran LPG 3 kg subsidi, maka penyaluran LPG 3KG bersubsidi bisa lebih tepat sasaran. "Kami fokus di BBM, tapi pararel timnya saya tugasi LPG. LPG ini bagaimana caranya kami kasih QR Code. Ini materialnya apa supaya tidak gampang rusak karena ini medannya berat, LPG. Kami lagi cari teknologi yang pas untuk taruh QR code atau barcode di tabung,"imbuhnya. Selain itu, Pertamina juga sudah melakukan uji pasar LPG 3Kg non subsidi. Sebanyak 5.000 tabung telah disehar dalam uji pasar yang dilakukan di Jakarta dan Surabaya. Sejauh ini Mas'ud bilang belum menerima laporan berapa banyak penjualan LPG 3Kg non subsidi tersebut. Dia menyebut stok LPG 3 kg non subsidi masih ada di pangkalan. Jika sudah habis semua, maka Pertamina siap untuk memproduksi lagi LPG 3 Kg non subsidi. "Ada di pangkalan. Kalau ada report-nya baru produksi lagi," ujar Mas'ud.
Mas'ud pun berharap masyarakat yang mampu dan pelaku usaha yang usahanya sudah cukup besar tidak lagi menggunakan LPG 3 Kg subsidi. Namun seharusnya sudah menggunakan LPG 3 kg non subsidi atau LPG 5,5 Kg. "Kami himbau yang punya rezeki bagus, yang punya mobil, yang punya warung sukses, jangan pakai LPG 3 kg yang hijau, pakai yang merah, atau LPG 5,5 Kg yang pink. Mari kita kawal bareng-barenf supaya subsidi diterima yang berhak,"pungkas Mas'ud. Pertamina sendiri telah memastikan pasokan LPG, baik subsidi maupun non subsidi aman untuk 16 hari. Berdasarkan data secara nasional, di akhir Agustus 2018, Pertamina telah menambahkan suplai LPG hingga rata-rata 4% di atas normal. Bahkan untuk wilayah yang mengalami lonjakan tinggi, Pertamina melakukan penambahan alokasi LPG 3 kg hingga 15%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto