Pertamina beli 1 juta ton LNG dari ExxonMobil



JAKARTA. Kedatangan Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence ke Indonesia membuat hubungan bisnis RI-AS lebih erat, salah satunya di bidang energi. Dalam bidang energi, RI-AS melakukan sembilan penandatanganan kesepakatan business to business (B to B).

Salah satu kesepakatan bisnis AS-RI yakni penandatanganan kontrak penjualan LNG sebanyak 1 juta ton per tahun antara ExxonMobil dengan PT Pertamina (Persero). Kesepakatan itu selama 20 tahun yang akan berlaku pada tahun 2025.

Penandatanganan kesepakatan tersebut disaksikan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.


Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM , Sujatmiko mengatakan, alasan adanya impor LNG karena diproyeksi ke depan akan ada peningkatan kebutuhan gas di Indonesia, terutama untuk pembangkit listik. "Jadi kita antisipasi kemungkinan peningkatan konsumsi di dalam negeri," ujarnya, Jumat (21/4).

Dengan kebutuhan gas yang meningkat maka pasokan gas baik dari dalam negeri maupun luar negeri akan sangat dibutuhkan. Agar kebutuhan gas bisa terpenuhi, pemerintah melalui PT Pertamina mencari pasokan LNG dengan harga yang terjangkau.

Sayang, Sujatmiko enggan menyebut kesepakatan harga impor LNG antara Exxonmobil dengan Pertamina. Pasalnya kesepakatan harga ini dilakukan murni dengan mekanisme business to business.

Namun, Sujatmiko menjamin harga LNG dari Exxomobil yang diimpor Indonesia cukup terjangkau. "Semuanya kan kalau kita ingat pesan Presiden untuk dapatkan harga affordable untuk rakyat, sumber bisa dari dalam atau luar," jelasnya.

Pertamina memang telah mengimpor LNG dari perusahaan Amerika lainnya yaitu Cheniere Corpus Christi. Cheniere akan mengimpor LNG ke Indonesia sebanyak 1,5 juta ton mulai 2019 selama 20 tahun.

Selain Cheniere, Pertamina juga tercatat telah meneken Head of Agreement (HoA) dengan Woodside. Dalam kesepakatan tersebut, Woodside akan mengimpor LNG untuk Pertamina dengan kapasitas 0,5 juta ton per tahun.

KESDM memproyeksi kebutuhan gas domestik akan semakin meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan semakin banyaknya pembangunan infrastuktur gas di Indonesia. Sehingga pada 2019 mendatang Indonesia akan mulai mengimpor LNG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini