JAKARTA. PT Pertamina (Persero) tak kunjung memberikan kompensasi kerugian kepada pengusaha SPBU yang tergabung dalam Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas). Padahal kebijakan penurunan harga premium Rp 500 menjadi Rp 5.000 per liter dan penurunan harga solar Rp 700 menjadi Rp 4.800 per liter yang merugikan anggota Hiswana Migas itu dilakukan pada 15 Desember lalu. Deputi Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya bilang perseroan sudah mengajukan skema dan besaran kompensasi yang siap diberikan untuk mendapat persetujuan Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil sebelum 24 Desember lalu. "Kita sudah berkirim surat ke Pak Menteri, ya sampai sekarang kita masih menunggu keputusan beliau. Diharapkan dalam waktu dekat bisa keluar keputusan," ujar Hanung, akhir pekan lalu. Sayangnya, Hanung enggan membeberkan lebih lanjut besaran kompensasi kerugian yang disiapkan Pertamina untuk pengusaha SPBU. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Faisal hanya menyebut, kompensasi yang siap diberikan untuk mengganti kerugian kali ini akan lebih besar dari kompensasi yang disiapkan untuk mengganti kerugian ketika premium diturunkan Rp 500 menjadi Rp 5.500 per liter pada 1 Desember lalu. "Kalau dulu kita siapkan kompensasi Rp 80 per liter, yang sekarang akan lebih besar dari itu. Tapi saya belum terima persetujuan dari Menteri Negara BUMN," ujar Faisal singkat. Namun, niat baik Pertamina ini ditanggapi dingin oleh Ketua Umum Hiswana Migas Mohammad Nur Adib. Direktur Utama PT Gasindo Citra Perwira ini sebelumnya pernah melansir, total kerugian 4.200 SPBU yang bernaung di bawah Hiswana Migas akibat penurunan harga premium dan solar yang mendadak tersebut mencapai Rp 67 miliar. "Untuk menutup itu, paling enggak kompensasinya harus Rp 160 per liter," ujarnya melalui pesan singkat.Sayangnya, Menteri Negara BUMN yang memegang kunci jawaban atas silang sengkarut antara Pertamina dengan peritel bensin dagangannya itu masih enggan buka kartu. Menteri Sofyan tak kunjung memberikan respon untuk permintaan konfirmasi yang dilayangkan kepadanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pertamina Belum Juga Berikan Kompensasi ke Pengusaha SPBU
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) tak kunjung memberikan kompensasi kerugian kepada pengusaha SPBU yang tergabung dalam Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas). Padahal kebijakan penurunan harga premium Rp 500 menjadi Rp 5.000 per liter dan penurunan harga solar Rp 700 menjadi Rp 4.800 per liter yang merugikan anggota Hiswana Migas itu dilakukan pada 15 Desember lalu. Deputi Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya bilang perseroan sudah mengajukan skema dan besaran kompensasi yang siap diberikan untuk mendapat persetujuan Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil sebelum 24 Desember lalu. "Kita sudah berkirim surat ke Pak Menteri, ya sampai sekarang kita masih menunggu keputusan beliau. Diharapkan dalam waktu dekat bisa keluar keputusan," ujar Hanung, akhir pekan lalu. Sayangnya, Hanung enggan membeberkan lebih lanjut besaran kompensasi kerugian yang disiapkan Pertamina untuk pengusaha SPBU. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Faisal hanya menyebut, kompensasi yang siap diberikan untuk mengganti kerugian kali ini akan lebih besar dari kompensasi yang disiapkan untuk mengganti kerugian ketika premium diturunkan Rp 500 menjadi Rp 5.500 per liter pada 1 Desember lalu. "Kalau dulu kita siapkan kompensasi Rp 80 per liter, yang sekarang akan lebih besar dari itu. Tapi saya belum terima persetujuan dari Menteri Negara BUMN," ujar Faisal singkat. Namun, niat baik Pertamina ini ditanggapi dingin oleh Ketua Umum Hiswana Migas Mohammad Nur Adib. Direktur Utama PT Gasindo Citra Perwira ini sebelumnya pernah melansir, total kerugian 4.200 SPBU yang bernaung di bawah Hiswana Migas akibat penurunan harga premium dan solar yang mendadak tersebut mencapai Rp 67 miliar. "Untuk menutup itu, paling enggak kompensasinya harus Rp 160 per liter," ujarnya melalui pesan singkat.Sayangnya, Menteri Negara BUMN yang memegang kunci jawaban atas silang sengkarut antara Pertamina dengan peritel bensin dagangannya itu masih enggan buka kartu. Menteri Sofyan tak kunjung memberikan respon untuk permintaan konfirmasi yang dilayangkan kepadanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News