JAKARTA. PT Pertamina (Persero) mengaku belum siap dengan seluruh transaksi yang harus menggunakan mata uang rupiah. Karena hal itu perseroan meminta keringanan ke Kementerian Keuangan dan Kementerian Perdagangan. "Ketika kebijakan itu ada, kita langsung bereaksi dan mengajukan dispensasi ke Kementerian Keuangan dan Kementerian Perdagangan," ujar Direktur Utama Pertamina Dwi Soejipto, di Jakarta, Senin (14/7). Alasan utama Pertamina belum bisa 100 persen menggunakan transaksi rupiah di dalam negeri, karena banyak bisnis yang dikembangkan dengan negara asing menggunakan dolar AS. Jika harus dikonversi ke rupiah, maka Pertamina harus menambah biaya.
Pertamina belum siap sepenuhnya pakai rupiah
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) mengaku belum siap dengan seluruh transaksi yang harus menggunakan mata uang rupiah. Karena hal itu perseroan meminta keringanan ke Kementerian Keuangan dan Kementerian Perdagangan. "Ketika kebijakan itu ada, kita langsung bereaksi dan mengajukan dispensasi ke Kementerian Keuangan dan Kementerian Perdagangan," ujar Direktur Utama Pertamina Dwi Soejipto, di Jakarta, Senin (14/7). Alasan utama Pertamina belum bisa 100 persen menggunakan transaksi rupiah di dalam negeri, karena banyak bisnis yang dikembangkan dengan negara asing menggunakan dolar AS. Jika harus dikonversi ke rupiah, maka Pertamina harus menambah biaya.