JAKARTA. PT Pertamina berupaya mengembangkan perekonomian di wilayah operasi dengan mengembangkan sentra olahan bandeng di Desa Cisoma, Karawang Jawa Barat. Cisoma merupakan desa yang berada di wilayah sekitar daerah operasi ring satu PT Pertamina EP (PEP) Tambun Field yang mayoritas penduduknya masih berada di bawah garis kemiskinan. Mata pencaharian desa itu adalah buruh tani, tambak, berdagang, dan jasa pengupasan udang serta penghasilan tidak pasti. Kebanyakan masyarakat tidak memiliki keterampilan berusaha, modal yang terbatas dan pendidikan yang rendah, namun desa Cisoma memiliki potensi sebagai penghasil bandeng dan udang yang besar.
Dengan potensi tersebut, Pertamina melakukan pemberdayaan masyarakat di desa Cisoma sejak tahun 2011 dan dilakukan secara berkelanjutan. Tahap awal dilakukan dengan membangun infrastruktur dan pengetahuan sumber daya manusia melalui pelatihan serta pembentukan kelompok usaha olahan makanan. Kegiatan ini diharapkan dapat menggerakkan mereka untuk meningkatkan kapabilitas masyarakat, dengan melakukan pelatihan pembuatan makanan olahan berbahan baku ikan bandeng, untuk meningkatkan perekonomian keluarga. Saat ini sudah telah terbentuk beberapa kelompok home industri makanan olahan bandeng. Salah satunya Kelompok C73 yang memproduksi bandeng presto, sate bandeng, kaki naga bandeng, nugget bandeng serta baso bandeng. Sekali produksi, kelompok beranggotakan empat orang tersebut mampu mengolah 10 kg bandeng mentah. Dengan biaya produksi Rp 250 ribu bandeng tersebut dapat diolah menjadi beberapa produk dan dijual dengan harga Rp 550 ribu. “Biasanya itu tak sampai satu minggu sudah habis terjual. Kadang baru bikin, langsung habis dipesan untuk restoran atau oleh-oleh, tak hanya di sekitar Karawang tetapi juga sampai ke Bandung, Jakarta dan Bekasi,” kata Uryani salah satu anggota kelompok dalam rilis yang diterima KONTAN, Senin (9/2).
Sementara itu, kelompok lain yang juga telah berkembang usahanya yakni kelompok Mama’s yang memproduksi olahan bandeng dan udang. Diantaranya ekado, ebi furai (udang tepung), nugget, siomay, kaki naga, baso, sosis ikan, bola ikan, donat ikan, keripik kulit ikan, dll. Per kemasan produk dijual Rp 10 ribu rupiah. “Sekali produksi bisa sampai 30 kg bandeng, karena setiap minggu ada pedagang yang ambil untuk dijual lagi,” jelas Iyah ketua kelompok Mama’s. Iyah mengatakan perrkembangan usahannya semakin maju. Sebelumnya, Pertamina hanya mengajarkan 5 varian produk olahan bandeng dan udang namun seiring waktu berjalan dia mencoba mengembangkan varian baru sehingga produknya sudah mencapai 10 lebih. Iyah menambahkan, Public & Governance Relations Staff PEP Field Tambun selalu melakukan pemantauan terhadap perkembangan kemandirian warga Cisoma. Ia bilang, ke depannya pihaknya akan membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) sebagai sentra olahan ikan bandeng, serta menyusun strategi lanjutan yakni melalui pembentukan koperasi untuk memenuhi kebutuhan kelompok hingga terbentuknya kemandirian masyarakat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Uji Agung Santosa