Pertamina Berencana Babat Margin Keuntungan Pengusaha SPBU



JAKARTA. Terus merosotnya harga minyak dunia ternyata membuat bisnis penjualan bensin PT Pertamina (Persero) merugi. Beragam penghematan internal pun dilakukan perseroan, sampai meminta pengusaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) bersedia menurunkan margin keuntungan penjualan bensin bersubsidinya.Denni Wisnuwardani, Vice President Pemasaran Bahan Bakar Minyak (BBM) Ritel Pertamina menyebut perseroan baru bisa mendapat sedikit keuntungan dari menjual bensin ketika harga minyak dunia berada di atas US$ 70 per barel."Pada kondisi crude yang sekarang ini berada di kisaran US$ 40 per barel, Pertamina merugi dari penjualan Premium sekitar Rp 130 sampai Rp 150 per liter. Ruginya itu dari Alpha karena diterapkan rata untuk seluruh daerah," ujar Denni, Rabu (26/11).Denni mengilustrasikan katakanlah kilang Pertamina bisa memproduksi sebanyak 200 liter, tetapi hanya laku terjual sebanyak 50 liter saja. Maka otomatis perseroan harus menomboki kekurangan penjualan tersebut."Ruginya dari alpha saja, sementara kalau MOPS nya akan digantikan pemerintah setiap bulannya," tambahnya. Makanya, selain meminta kesediaan pengusaha SPBU untuk memangkas marjin keuntungan, Denni menyebut perseroan akan terus melobi pemerintah untuk mau menaikkan alpha yang diterimanya. Sayangnya, Denni tidak bersedia menyebut berapa pemangkasan marjin yang diinginkan perseroan."Kalau harus suplai ke Papua saja dengan harga minyak US$ 70 per barel besar alpha nya bisa 22%. Alpha sebesar 5% itu hanya di Pulau Jawa saja. Alpha sebesar 9% seperti yang berlaku tahun ini masih oke dengan kondisi harga minyak yang normal. Tapi kalau tahun depan disepakati dengan DPR Alpha untuk kita 8% saja, maka akan berat. Makanya board of director kita akan bicara ke pemerintah," kata Denni panjang lebar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: