Pertamina beri peluang Mitra menguasai Bontang



JAKARTA. PT Pertamina sedang membuat semacam sayembara dalam proyek Kilang Bontang. Dalam proyek ini Pertamina tidak akan menjadi pemegang saham mayoritas, melainkan hanya 5%-25%. Konsekuensinya: mitra yang akan dipilih nanti bisa menguasai mayoritas saham Kilang Bontang.

Untuk mencari mitra tersebut, pada 28 Februari mendatang, Pertamina akan menggelar project expose Kilang Bontang. Dari email yang sudah masuk ke Pertamina, ada 57 calon mitra, baik dari perusahaan minyak dan gas, perusahaan finansial, trader serta investor domestik siap ikut dalam paparan project expose tersebut.

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Rachmad Hardadi menerangkan, proyek Kilang Bontang ini memiliki internal rate of return (IRR) lebih tinggi dibandingkan proyek kilang lain. "Yang jelas di atas high rate sekitar 10%.. Kalau saya tidak salah ingat, Bontang itu sekitar 13%," kata Hardadi, Jumat (24/2).


Dia juga mengklaim, investasi Kilang Bontang bisa lebih rendah, yakni US$ 2 miliar-US$ 3 miliar dibandingkan proyek Kilang Tuban, yang mencapai US$ 12 miliar-US$ 15 miliar. Investasi kilang Bontang diproyeksi US$ 8 miliar- US$ 12 miliar.

Lebih rendahnya proyek kilang Bontang lantaran fasilitas pendukung dan utilitas telah tersedia di Bontang. Selain itu, Pertaminamenjadi offtaker (pembeli) produk yang dihasilkan Kilang Bontang.

Pertamina memberikan kesempatan bagi mitra menjadi pemegang saham mayoritas. Pertamina hanya bisa menanam 5%-25% saham di Kilang Bontang, lantaran sedang menggarap empat modernisasi kilang dan kilang baru di Tuban bersama Rosneft.

Maka dari itu, di kilang Bontang, mitra boleh lebih dari satu perusahaan dan bisa berbentuk konsorsium. "Kami tetap akan menyertakan klausul right to buy, dalam 10 tahun -20 tahun nanti Pertamina bisa membeli saham mitra di Kilang Bontang," ungkap Rachmad.

Ada empat karakteristik perusahaan yang nanti dipilih. Yaitu memiliki rekam jejak kuat pada industri pengolahan minyak, terutama keandalan operasional dan eksekusi proyek, dapat menyesuaikan dengan struktur dan model bisnis yang dikehendaki, mempercepat proyek selesai tahun 2023, dan memberikan nilai menarik bagi proyek.

Tahapan pemilihan proyek sudah dirumuskan, yakni Pertamina menargetkan memperoleh mitra strategis 28 April 2017. Setelah terpilih, Pertamina bersama mitra akan memulai proses bankable feasibility study yang ditargetkan selesai awal tahun 2018.

Ini sekaligus menuntaskan pembentukan konsorsium dan akan ditetapkan preliminary-investment decision 1 yang menggambarkan perkiraan awal investasi proyek Kilang Bontang.

Pertamina mensyaratkan mitra yang dipilih menyertakan dana kepastian proyek sebesar US$ 5 juta pada kuartal II-2017 dan US$ 10 juta awal tahun 2018.

Dia menjelaskan, Kilang Bontang akan mampu mengolah minyak mentah sekitar 300.000 barel per hari. Mitra strategis diharapkan berperan dalam pengadaan crude dan menyiapkan pendanaan. Mitra juga memiliki kemampuan memasarkan produk yang tidak terserap pasar dalam negeri ke pasar luar negeri, seperti Australia, Papua Nugini, Selandia Baru dan Filipina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie