Pertamina berpotensi tanggung subsidi BBM Rp 20T



KONTAN.CO.ID -  Pemerintah memutuskan tidak menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga September 2017. Dengan keputusan tersebut PT Pertamina (Persero) harus menanggung selisih harga BBM.

Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik bilang, saat ini selisih harga BBM untuk solar sudah mencapai Rp 1.600 per liter. Sementara selisih harga premium mencapai Rp 450 per liter.

"Kami akumulasi ada revenue yang tidak kami peroleh Rp 12,8 triliun walaupun itu tidak bisa dijadikan excuse," kata Massa di Jakarta, Senin (28/8).


Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman menambahkan, jika pemerintah tidak menaikan harga BBM hingga akhir tahun, maka selisih harga BBM yang ditanggung Pertamina akan lebih besar. Apalagi Pertamina juga memberikan harga premium yang sama antara Jamali (Jawa Madura Bali) dengan luar Jamali.

"Itu termasuk sama yang Jamali. Premium Jamali sebenarnya tidak diwajibkan tapi kami harus kasih semua," kata Arief.

Arief pun memperkirakan dengan harga BBM yang sama seperti sekarang, maka di akhir tahun akan ada selisih harga sebesar Rp 20 triliun. "Bisa sampai Rp 20 triliun, tapi tergantung ICP," imbuhnya.

Dengan selisih harga sebesar itu, maka Pertamina berpotensi kehilangan pendapatan yang bisa masuk dalam laba Pertamina. Untuk itu, Pertamina pun terus berkonsultasi dengan Kementerian ESDM dan Kementerian BUMN soal selisih harga BBM ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini