JAKARTA. PT Pertamina (Persero) mengatakan saat ini tengah melakukan negosiasi untuk mengakuisisi 51% saham kilang minyak milik sebuah perusahaan di Asia Tenggara. Penawaran sudah diajukan perseroan dalam tender terbuka, tinggal menunggu pengumuman pada dua hari ke depan. Direktur Pengolahan Pertamina, Rachmad Hardadi mengatakan, tinggal menunggu waktu dua hari untuk mengumumkan akuisisi tersebut. "Dengan akuisisi ini, kami ingin mengoptimalkan minyak produksi Pertamina," ujarnya, di Kantor Pusat Pertamina, Senin (18/5). Ia bilang, kilang minyak tersebut berkapasitas 220.000 barel per hari, dan rencananya bakal berperan memasok sekitar 110.000 barel untuk kebutuhan minyak nasional. Sayangnya, Rachmad enggan buka mulut soal kilang milik siapa yang akan diakuisisi. Terkait berapa investasinya, ia juga enggan membeberkan. Namun dalam presentasinya, dia menjamin Pertamina mendapatkan potongan harga sepertiga dari harga normal. Ia bilang, diskon ditawarkan perusahaan karena saat ini 40% dari kilang tersebut tidak terisi. "Kami memanfaatkan peluang," terangnya. Pertamina menawarkan akuisisi dengan mekanisme penguasaan top management. Sementara, operasional minyak tetap dipegang oleh perusahaan sebelumnya. Rachmad menjamin produksi kilang sesuai dengan spesifikasi minyak nasional. Kilang tersebut mengolah minyak mentah jenis sweet crude, sementara Indonesia untuk proyek ini memasok minyak jenis sour crude dari daerah Timur Tengah. Nantinya, untuk pasokan Indonesia, minyak sweet dan sour akan dicampur dengan presentase tertentu dengan kualitas standar Euro 2. Minyak dipasok dari Indonesia di bawah tanggung jawab Pertamina Sementara, pengolahan kilang berada dalam pengawasan Direktorat Pengolahan, dan penjualan di bawah tanggung jawab Direktorat Pemasaran dan Niaga. Namun, perseroan mencanangkan akuisisi ini hanya bersifat sementara, yakni lima tahun. Secara perlahan, jika menang tender, perseroan akan melepas saham hingga ke angka 0%. Pertamina juga membuka opsi untuk mengakuisisi kilang lain di luar negeri. "Namun ini hanya sebagai solusi jangka pendek sebelum proyek besar kilang nasional kita terbangun. Kita sementara menyewa di rumah orang dulu," tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pertamina bidik 51% saham kilang di negara lain
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) mengatakan saat ini tengah melakukan negosiasi untuk mengakuisisi 51% saham kilang minyak milik sebuah perusahaan di Asia Tenggara. Penawaran sudah diajukan perseroan dalam tender terbuka, tinggal menunggu pengumuman pada dua hari ke depan. Direktur Pengolahan Pertamina, Rachmad Hardadi mengatakan, tinggal menunggu waktu dua hari untuk mengumumkan akuisisi tersebut. "Dengan akuisisi ini, kami ingin mengoptimalkan minyak produksi Pertamina," ujarnya, di Kantor Pusat Pertamina, Senin (18/5). Ia bilang, kilang minyak tersebut berkapasitas 220.000 barel per hari, dan rencananya bakal berperan memasok sekitar 110.000 barel untuk kebutuhan minyak nasional. Sayangnya, Rachmad enggan buka mulut soal kilang milik siapa yang akan diakuisisi. Terkait berapa investasinya, ia juga enggan membeberkan. Namun dalam presentasinya, dia menjamin Pertamina mendapatkan potongan harga sepertiga dari harga normal. Ia bilang, diskon ditawarkan perusahaan karena saat ini 40% dari kilang tersebut tidak terisi. "Kami memanfaatkan peluang," terangnya. Pertamina menawarkan akuisisi dengan mekanisme penguasaan top management. Sementara, operasional minyak tetap dipegang oleh perusahaan sebelumnya. Rachmad menjamin produksi kilang sesuai dengan spesifikasi minyak nasional. Kilang tersebut mengolah minyak mentah jenis sweet crude, sementara Indonesia untuk proyek ini memasok minyak jenis sour crude dari daerah Timur Tengah. Nantinya, untuk pasokan Indonesia, minyak sweet dan sour akan dicampur dengan presentase tertentu dengan kualitas standar Euro 2. Minyak dipasok dari Indonesia di bawah tanggung jawab Pertamina Sementara, pengolahan kilang berada dalam pengawasan Direktorat Pengolahan, dan penjualan di bawah tanggung jawab Direktorat Pemasaran dan Niaga. Namun, perseroan mencanangkan akuisisi ini hanya bersifat sementara, yakni lima tahun. Secara perlahan, jika menang tender, perseroan akan melepas saham hingga ke angka 0%. Pertamina juga membuka opsi untuk mengakuisisi kilang lain di luar negeri. "Namun ini hanya sebagai solusi jangka pendek sebelum proyek besar kilang nasional kita terbangun. Kita sementara menyewa di rumah orang dulu," tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News