Pertamina Buka-Bukaan Soal Makin Membengkaknya Penjualan LPG 3 Kg



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Patra Niaga menyatakan saat ini penyaluran LPG 3 kg semakin membengkak sedangkan penjualan LPG non-subsidi semakin turun dari tahun ke tahun.

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution menjelaskan, penyaluran LPG 3 kg sektor non subsidi atau public service obligation (PSO) terjadi penurunan akibat disparitas harga yang tinggi dibandingkan Harga Jual Eceran (HJE) LPG subsidi.

Berdasarkan materi paparan Pertamina, disparitas harga jual LPG subsidi dan non subsidi rumah tangga di agen sebesar Rp 13.500/kilogram. Perinciannya harga LPG 3 kg sebesar Rp 4.250/kilogram dan LPG non-subsidi Rp 17.750/kilogram.


“Atas dasar ini membuat konsumen beralih membeli LPG 3 kg. Penjualan LPG non-PSO terjadi pergeseran hingga 21%,” jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI bersama Dirjen MIgas dan Pertamina, Rabu (14/6).

Baca Juga: Makin Membengkak, Pertamina Prediksi Kebutuhan LPG 3 Kg Tahun Ini Melebihi Kuota

Berdasarkan data Pertamina, penyaluran LPG 3 kg di 2019 sebesar 0,66 juta MT, kemudian di 2020 turun menjadi 0,62 juta MT, lalu di 2021 menjadi 0,6 juta MT, dan 2022 semakin turun hingga 0,46 juta MT. Sedangkan sampai dengan Januari-Mei 2023 baru terealisasi 0,15 juta MT.

“Akibat disparitas harga tinggi maka proporsi pengguna LPG subsidi sebanyak 95% sedangkan non PSO 4,4%,” ujarnya.

Di 2024 Pertamina memproyeksikan akan ada peningkatan permintaan LPG 3 kg sebanyak 2% dibandingkan 2023 di mana diproyeksikan angkanya akan bergser menjadi 8,38 juta MT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari