KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina siap mengembangkan Blok Rokan, Riau. Di blok migas paling subur di Indonesia ini, Pertamina membutuhkan dana hingga US$ 72 miliar selama 20 tahun setelah berakhirnya kontrak PT Chevron Pacific Indonesia pada Agustus 2021 nanti. Pemerintah memberikan 100% hak pengelolaan Blok Rokan kepada Pertamina, mulai 8 Agustus 2021. Pertamina juga membutuhkan dana untuk membayar
signature bonus US$ 784 juta dan komitmen kerja pasti senilai US$ 500 juta ke pemerintah. Tak mudah bagi Pertamina menyiapkan pendanaan jumbo itu. Alhasil, perusahaan migas pelat merah ini siap menggandeng mitra strategis di Blok Rokan.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati, menyebutkan kebutuhan dana untuk mengelola Blok Rokan selama 20 tahun mencapai US$ 72 miliar. Untuk membiayai investasi Blok Rokan, Pertamina menjajaki beberapa alternatif pembiayaan. Salah satunya lewat skema
share down, yaitu menjual sebagian hak partisipasi di Blok Rokan. Melalui skema ini, Pertamina bisa meraih dana segar untuk berinvestasi di blok tersebut. Selain itu, Pertamina membuka peluang menerbitkan surat utang atau
bond. "(Pilihan pembiayaan) cukup banyak. Ada
bond, sekuritisasi aset, juga ada mitra," ungkap Nicke. Pertamina menyatakan terbuka untuk bermitra dengan perusahaan migas di Blok Rokan, termasuk dengan Chevron yang saat ini masih menjadi operator di blok tersebut. Namun Pertamina akan tetap menjadi pemegang hak partisipasi mayoritas. "Intinya, mayoritas tetap Pertamina," ungkap Nicke. Sejauh ini, Pertamina telah mendapatkan penawaran dari perusahaan migas untuk bermitra di Blok Rokan. Pertamina butuh mitra di Blok Rokan karena ingin memitigasi risiko, terutama dari sisi teknologi dan risiko keuangan. Dengan menggandeng mitra kerja, maka Pertamina bisa mengurangi risiko dalam penggunaan teknologi dan pendanaan.
Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam menambahkan, Pertamina pun saat ini telah menyiapkan program kerja di Blok Rokan untuk tahun 2021. Program kerja yang akan menjadi fokus Pertamina adalah mengurangi penurunan
(decline) produksi di blok tersebut. Saat ini produksi Blok Rokan mencapai lebih dari 200.000 barel per hari. "Perlu diingat bahwa lapangan ini sudah
mature dan pada tahap
decline yang tajam. Jadi tidak mudah membalikkan produksi di Blok Rokan dalam waktu singkat," pungkas dia. Pemerintah juga sejatinya mendukung Pertamina untuk mencari mitra di Blok Rokan. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan bermitra dengan perusahaan migas lain bisa membantu Pertamina meningkatkan produksi. "Kami menyarankan untuk mencari
partner yang bisa meningkatkan produksi," imbuh dia. Namun pilihan mitra di Blok Rokan diserahkan sepenuhnya kepada Pertamina. Pemerintah hanya menugaskan Pertamina melakukan
share down 10% hak partisipasi di Blok Rokan kepada BUMD yang akan ditunjuk pemerintah. "Pemerintah menyerahkan 100% ke Pertamina, kemudian ada hak BUMD 10%, sisanya adalah aksi korporasi Pertamina," ujar Arcandra. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati